Hadiri Peringatan  9 Tahun UU  Desa, Megawati Sindir Banyak Orang Munafik

Jakarta, Deras.id – Megawati Soekarnoputri menyebut banyak orang munafik dan suka bersembunyi. Pernyataan tersebut ia sampaikan disela-sela acara peringatan 9 tahun Undang-undang (UU) Desa di Kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Minggu (19/3/2023) sore.

Tak hanya itu saja, mantan Presiden Kelima Indonesia tersebut juga mengingatkan Kepala Desa (Kades) agar tidak terbawa oleh arus politik.

“Jadi jangan terbawa arus, pilih orang yang baik. Seperti pak Jokowi ini kan saya pilih, karena saya yakin beliau orang baik, oke?,” ujarnya.

Megawati menyatakan jika Jokowi merupakan pemimpin yang bisa mengatur pemerintah. Meski demikian, pihaknya tidak menampik bahwa tetap ada orang yang tidak suka dengan gaya kepemimpinan mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.

“Saya jadikan, bisa ngatur pemerintah. Tentu semua itu tidak bisa disenangkan. Pro kontra pasti ada,” katanya.

Setelah melontarkan pernyataan itu, kata Megawati, ia tinggal menunggu apakah nantinya ada wartawan yang nge-bully atau sebaliknya.

“Saya tinggal nunggu wartawan yang bully saya atau tidak,” sergahnya.

“Media mana tuh yang bully, namanya siapa? Saya tahu dia disuruh, tapi dia tidak mengenal Pancasila dan tidak mengenal apa namanya kalau di media, kode jurnalistik,” imbuhnya.

Megawati menuturkan jika sebenarnya dirinya boleh mengunggat orang-orang yang selama ini merundungnya. Meski demikain, Megawati tak merasa perlu karena mereka juga mencari makan.

Dalam kesempatan yang sama, Megawati juga menanyakan kepada para peserta yang hadir apakah masih menjalankan musyawarah dan mufakat. Ia juga menyidir bahwa selama ini para Kades hanya dijadikan seperti wayang

“Kalian hanya dijadikan apa? Seperti wayang, disuruh ke situ nanti terika-teriak,” sindirnya.

Saat blusukan, kata Megawati, ia juga mendapati laporan dari masyarakat bahwa saat Pilihan Kepala Desa (Pilkades) banyak calon yang masih dikendalikan oleh bandar.

“orang-orang pada bilang. Bu, ada tiga calonnya. Padahal kita senengnya Pak A, tapi yang Pak C itu bandarnya akeh. Jangan bohong lho, itu fakta lapangan. Saya tahu loh,” pungkasnya.

Penulis: Rifai | Editor: Ifta

Exit mobile version