Jakarta, Deras.id – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar menyatakan bahwa Platform Learning Management System (LSM) merupakan metode komplit yang memuat model pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) di desa.
Platform LMS meliputi banyak aspek penting. Di antaranya, masyarakat mampu dengan mudah meningkatkan keterampilan, meningkatkan wawasan, hingga memperluas jaringan agar memiliki kompetensi dan daya saing yang tinggi.
“LMS ini memang sangat dibutuhkan, bukan semata-mata untuk peningkatan kapasitas pendamping. Tetapi bagaimana LMS yang kita persiapkan cukup lama waktunya, bisa dimanfaatkan untuk warga masyarakat secara umum,” kata Menteri yang akrab disapa Gus Halim itu saat launching Platform LMS di Jakarta Pusat, Senin (13/5/2024).
Lebih luas, Gus Halim menambahkan bahwa perkembangan teknologi saat ini juga dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan SDM yang orientasinya pada startup desa.
Gus Halim mencontohkan, dengan menggunakan platform digital yang sedang berkembang pesat ini, maka peningkatan SDM Desa dapat dilakukan dengan lebih efektif dan efisien melalu e-learning dan media sosial lainnya.
“Artinya, saat ini paling relevan menguatkan pemberdayaan dan pendidikan masyarakat desa, melalui pendampingan, online video platform atau OVP, juga learning management system atau LMS,” papar Profesor Kehormatan UNESA ini.
Gus Halim berharap, pengembangan LMS TPP itu dilakukan dengan berkelanjutan secara inovatif. Hal itu mengingat ketatnya persaingan teknologi digital yang tak terduga di masa-masa yang akan datang.
Gus Halim meminta agar TPP tidak hanya berpaku pada satu bidang persoalan, tetapi juga harus menyerap persoalan lain yang dibutuhkan di lingkungannya untuk dijadikan basis keterampilan dan pengetahuan baru.
Mantan Ketua DPRD Jawa Timur ini juga meminta agar dalam implementasi LMS diikuti dengan target pencapaian dalam tenggat waktu tertentu. Dengan demikian diharapkan data hasil yang didapat lebih transparan, dan menjadi evaluasi kinerja tahunan yang dilakukan secara rutin.
“LMS TPP segera digunakan, untuk melatih 34.510 pendamping lokal desa, pendamping desa, tenaga ahli pemberdayaan masyarakat kabupaten, TAPM provinsi, dan TAPM pusat,” jelasnya.
“Pelatihan harus bersifat teknis, sesuai kebutuhan sehari-hari, jadwal kerja bulanan dan jadwal kerja tahunan TPP,” sambung Doktor Kehormatan UNY itu.
Gus Halim juga sangat setuju jika dalam perkembangannya, LMS mengharuskan TPP memiliki sertifikasi online. Tujuannya, agar dapat memperkuat pengakuan atas kemampuan TPP dalam memfasilitasi desa, baik dalam segi perencanaan hingga ke pertanggungjawaban.
“LMS TPP tahun ini harus dikembangkan, sebagai platform Sertifikasi TPP Berbasis Online,” pungkasnya.
Hadir dalam acara tersebut perwakilan World Bank (Bank Dunia), Kepala BPSDM Luthfiyah Nurlaela, Dirjen PDP Sugito, dan Dirjen PPKTrans Danton Ginting.
Penulis: Ifta l Editor: Saiful