Yogyakarta, Deras.id – Gunung Merapi terus erupsi dengan memuntahkan guguran lava pijar yang mengarah ke barat daya atau Sungai Bebeng. Gunung paling aktif ini berstatus Level 3 atau Siaga.
Aktitivas yang masih tinggi itu terekam dalam pemantauan Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta.
Berdasar hasil pantauan, guguran lava pijar dari puncak Gunung Merapi masih terus terjadi. Pada Rabu (29/3/2023), tercatat sebanyak 29 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 1.800 meter.
Namun guguran lava pijar kali ini tidak disertai dengan luncuran awan panas di lereng Gunung Merapi.
“Aktivitas Gunung Merapi masih tinggi. Saat ini level atau status masih Siaga,” Kepala BPPTKG Agus Budi Santosa kepada wartawan, Kamis (30/3/2023).
Gunung Merapi yang berada di perbatasan DIY-Jawa Tengah ini secara visual bisa terlihat jelas.
Asap kawah berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dengan tinggi 20-40 meter terlihat di atas puncak Gunung Merapi.
Aktivitas lain yang terpantau berupa 36 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-29 mm dan berdurasi 23.9-194.3 detik. Selanjutnya 2 kali gempa hybrid/fase banyak dengan amplitudo 3 mm berdurasi : 5.9-7.2 detik.
Berdasarkan analisa BPPTKG, potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km.
Selain itu Sungai Bedog, Sungai Krasak, Sungai Bebeng sejauh maksimal 7 km. Sedangkan di sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km.
“Lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak Gunung Merapi,” ujar dia.
Oleh karena itu, warga yang berada di sekitar kaki Gunung Merapi diimbau mewaspadai awan panas, hujan abu dan lahar dingin serta tidak melakukan kegiatan apapun di kawasan rawan bahaya.
Penulis: SN | Editor: Rifai