Opini

Trending Topic: Gibran Gunakan Istilah Asing dalam Debat Cawapres

*) Sugiati
Calon wakil presiden nomor urut 2 (dua), Gibran Rakabuming Raka membuat riuh seusai debat ke dua yang beragendakan debat calon wakil presiden RI pada Jum’at, 22 Desember 2023, kemarin. Dalam pelaksanaan debat tersebut, Gibran Rakabuming Raka menggunakan istilah asing saat melontarkan pertanyaan kepada calon yang lain, seperti Mahfud MD selaku cawapres nomor urut 3 (tiga) maupun Muhaimin Iskandar selaku cawapres nomor urut satu 1 (satu).

Dalam melontarkan pertanyaan, Gibran menggunakan beberapa istilah asing, seperti carbon capture storage (CCS) dan istilah state of the global Islamic economy (SGIE). Diketahui bahwa, menurut laman kementerian ESDM, CCS merupakan salah satu teknologi mitigasi pemanasan global dengan cara mengurangi emisi CO2 ke atmosfer, sedangkan istilah SGIE merupakan laporan tahunan tentang kondisi ekonomi Islam atau halal secara gobal yang diluncurkan dinar standart di Dubai, Uni Emirat Arab.

Fenomena tersebut menghadirkan pro dan kontra dari masyrakat, tidak terkecuali juga disoroti oleh pendamping Muhaimin Iskandar, yaitu Anies Baswedan. Menurut Anies, seharusnya pertanyaan itu tidak perlu ditanyakan karena itu pertanyaan teknis yang bisa dicari di google. Menurutnya, pertanyaan dalam skala debat PILPRES ini harus lebih ke substansi.

Tidak hanya Anies Baswedan, masyarakat secara umum juga menyoroti gaya debat Gibran yang sering menggunakan istilah-istilah asing tersebut. Bahkan istilah SGIE juga sempat menjadi trending topic di platform media sosial, seperti twitter. Jum’at tanggal 22 Desember 2023, istilah ini berada pada posisi paling atas di twitter dengan lebih dari 14 ribu unggahan (CNN, 2023).

Baca Juga:  Komodifikasi Hijab Muslimah

Gaya Gibran menggunakan istilah asing merupakan cara ia berkomunikasi dengan lawan bicara ketika debat berlangsung. Dewasa ini, komunikasi dilakukan oleh individu dengan individu, individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok. Tujuan komunikasi adalah memperoleh pemahaman satu sama lain serta dapat berbagi sudut pandang dari masing-masing pihak.

Korelasi dengan Sosiologi Komunikasi

Sosiologi komunikasi merupakan ilmu yang meninjau secara sosiologis terhadap komunikasi, baik sebagai aktivitas sosial, interaksi sosial antar individu dengan individu, individu dengan kelompok maupun kelompok dengan kelompok. Sosiologi komunikasi juga membahas tentang pengaruh dari interaksi yang terjadi.

Pengaruh terhadap pola hidup dan dampak yang dihasilkan setelah terjadinya komunikasi tersebut. Komunikasi yang terjalin dapat menggunakan media komunikasi seperti media digital maupun secara langsung. Komunikasi yang terjalin juga dapat dilihat dari hubungan media dengan masyarakat, indikatornya dapat diperoleh dari seberapa besar pengaruh media terhadap masyarakat dan seberapa besar masyarakat dipengaruhi oleh media.

Mari analisis dengan fenomena gaya debat Gibran! Gibran berdebat dengan menggunakan istilah asing yang menghadirkan pro dan kontra. Anies Baswedan menilai bahwa debat PILPRES yang berlangsung sebaiknya membahas tentang substansi, sedangkan istilah asing yang digunakan Gibran lebih kepada teknis dan dapat dicari di google. Sebagai lawan debat yang kala itu diwakili oleh Muhaimin Iskandar, tentu saja Anies menunjukan bentuk dukungan bagi pendampingnya (Muhaimin Iskandar).

Baca Juga:  Manifestasi Peradaban Politik Perempuan

Hal ini menunjukan bahwa apa yang dilakukan Gibran dapat memunculkan reaksi, salah satunya dari Anies Baswedan yang menilai bahwa sepatutnya debat tidak begitu. Bukan salah atau keliru, namun kurang tepat ditempatkan pada kondisi, skala debat PILPRES. Berdasarkan atas reaksi Anies, cara komunikasi yang digunakan Gibran menghadirkan reaksi, sama halnya dengan pengertian sosiologi komunikasi yang berarti komunikasi itu akan menimbulkan dampak.

Komunikasi Politik

Sejalan dengan riuhnya perbincangan gaya debat Gibran yang menggunakan istilah juga ditemukan di kalangan pengguna twitter. Fenomena ini juga ramai disorot pada platform media sosial burung biru tersebut. Istilah SGIE yang pada waktu itu digunakan oleh Gibran sebagai pertanyaan kepada Muhaimin Iskandar menduduki posisi teratas di platform media sosial, twitter dan menjadi trending topic.

Munculnya trending topic juga menandakan bahwa masyarakat luar menyoroti gaya Gibran saat berdebat. Artinya, komunikasi yang digunakan oleh Gibran memunculkan pembentukan opini publik. Bukan hanya itu, beberapa komentar juga membanjiri media pemberitaan online salah satunya, seperti yang ditulis oleh seorang warganet “Gibran pakai istilah Inggris aja salah, pingin terlihat pinter, justru terbuka pengetahuan dasar tidak tahu, eja ABC anak SD aja tahu” kata **o dalam platform berita online pada 23 Desember 2023.

Baca Juga:  Prabowo-Gibran Resmi Terpilih Jadi Presiden dan Wakil Presiden 2024-2029

Istilah yang digunakan Gibran telah menciptakan opini publik. Sejalan dengan hal tersebut, sosiologi komunikasi memiliki beberapa ruang lingkup, salah satunya adalah komunikasi politik. Komunikasi politik merupakan komunikasi yang dibangun dalam kegiatan-kegiatan politik, seperti kampanye politik, retorika politik, pemberitaan politik, partisipasi politik dan pengaruh komunikasi terhadap proses politik juga pembentukan opini publik.

Istilah komunikasi bukan hal asing lagi di telinga, pasalnya komunikasi juga merupakan sarana untuk saling memahamkan satu sama lain, sarana dalam mengutarakan pendapat satu sama lain, sarana berinteraksi dan komunikasi terjalin untuk memperoleh kesepakatan bersama melalui diskusi-diskusi yang privat maupun publik. Komunikasi dapat terjalin antara individu dengan individu, individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok, oleh karena itu cara komunikasi Gibran merupakan bagian dari komunikasi politik dalam sosiologi komunikasi.

*) Mahasiswa Sosiologi FISIB Universitas Trunojoyo Madura

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Back to top button

Adblock Detected

Mohon Matikan AdBlock di Browser Anda