Jakarta, Deras.id – Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mengungkit peluang Ketum PKB Muhaimin Iskandar menjadi Cawapres Prabowo Subianto. Hal ini berdasarkan komitmen partai tersebut yang konsisten mendampingi Prabowo Subianto dalam Pilpres 2024.
“Tapi kan yang sudah pasti memberi support dan menandatangani sebuah akta perjanjian kan PKB itu tanggal 13 Agustus 2022. Udah hampir 8 atau 10 bulan kan. Jadi saya kira kalau dari sisi ini, saya berkali-kali mengatakan PKB mendapatkan privilese lebih awal karena kadang-kadang awal itu juga penting, keputusan politisi penting,” kata Muzani di Pondok Ranggon, Jakarta Timur pada Kamis (4/5/2023).
Muzani mengatakan saat ini partainya masih mempertimbangkan cawapres yang akan mendampingi Prabowo Subianto. Ketum Gerindra saat ini bahkan sudah mengantongi nama yang akan mendampinginya pada kontestasi pemilu mendatang.
“Bahwa politik ada deadline, iya karena kita harus mendaftar dan memutuskan siapa dan siapa. Nama cawapres memang sudah di kantong Pak Prabowo tetapi kantongnya masih dikancing,” ujar Muzani.
Tidak hanya itu, Muzani juga mengungkit isi perjanjian dalam koalisi yang dibangun oleh Partai Gerindra dan PKB. Menurutnya jika nanti PKB mendukung Prabowo sebagai capres, maka cawapresnya akan di serahkan ke Ketum PKB.
“Ya dalam perjanjian itu dikatakan bahwa terutama di poin 4 penentuan nama capres dan wakil presiden dalam koalisi Gerindra dan PKB ditentukan oleh Prabowo Subianto sebagai ketum Gerindra dan Muhaimin Iskandar sebagai Ketum PKB,” tutur Muzani.
“Karena itu, jika nanti kemudian PKB mendukung Pak Prabowo sebagai capres, wapresnya diserahkan kepada Pak Imin, terserah Pak Muhaimin. Tapi dari informasi yang kami dengan ya Pak Muhaimin sendiri yang mau maju,” lanjutnya.
Sebagaimana diketahui, Gus Muhaimin telah melakukan pertemuan dengan Ketum Golkar Airlangga Hartarto di Plataran Senayan. Pertemuan tersebut salah satunya untuk simulasi sebagai pasangan capres dan cawapres pada Pemilu 2024 mendatang.
“Simulasi itu tidak menutup berbagai peluang apakah Prabowo-Muhaimin, Prabowo-Airlangga atau Airlangga-Muhaimin. Itu masih proses yang akan kita jalani,” pungkasnya.
Penulis: Fia l Editor: Ifta