Gelar Road Show, Majelis Musyawarah Pancasila Singgung Pola Pemilu Transaksional

Jakarta, Deras.id – Majelis Musyawarah Pancasila (MMP) menggelar road show perdana pada Kamis 2 Maret 2023 di Aula Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat. Sekko Jakarta Pusat Denny Ramdany mengungkapkan kegiatan road show Pancasila ini tidak sekedar seremoni, namun bisa menjadi wadah aduh gagasan seperti pola pemilu yang cenderung transaksional.

“Proses demokrasi yang serba transaksional dan lebih memihak para pemilik modal adalah salah satu sumber malapetaka bangsa Indonesia,” ungkap Deny, Kamis (2/3/2023).

Sementara salah satu narasumber gelaran road show Prof Yudie mencoba mengurai pangkal hulu dari masalah politik transaksional. Secara teori, ia mengatakan bahwa pemerintah merupakan hasil dari pilihan masyarakat.

“Pemerintah yang baik berasal dari masyarakat yang baik. Bergitupula pemimpin yang sehat dan bijaksana juga dipengaruhi oleh pemilih yang sehat, cerdas, dan bisa memilah,” kata Yudie.

Termasuk dalam menentukan pemerintah yang mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Menurutnya, masyarakat merupakan sumber yang melahirkan pemerintah dengan berbagai turunan persoalannya.

“Tergolong pemerintah yang pancasilais atau kontra Pancasila,” imbuhnya.

Jika masyarakat masih tergoda memilih money politic, tanpa melihat kualitas calon pemimpin yang akan dipilih, maka otomatis akan melahirkan pemerintah transaksional. Oleh karena itu, usaha memperbaiki sumber daya masyarakat merupakan bagian dari memperbaiki pemerintah, termasuk dalam mengamalkan nilai-nilai Pancasila.

“Disaat terjadinya pemimpin dan pemerintah yang sehat, akan secara otomatis pelan-pelan mempraktekkan nilai-nilai Pancasila di segala sektor,” jelasnya.

Kemudian menurut narasumber lain Wardi Jien, sistem pemilihan one man one vote sebagaimana sistem demokrasi pemilu kurang efisien jika kualitas masyarakat rendah. Ia mengilustrasikan suara orang tua dikalahkan jumlahnya anaknya yang banyak, sementara ilmu mengajarkan pemimpin yang berkualitas bukan yang banyak uangnya.

“Kualitas dalam memilih inilah yang ikut merendahkan nilai Pancasila atau manusia yang seharusnya membawa martabat,” terang Wardi.

Wardi juga menerangkan bahwa rusaknya sistem tata negara menjadikan bangsa Indonesia tetap tertinggal. Oleh karena itu, ia mengajak menerapkan Pancasila pada diri sendiri, keluarga, dan teman untuk memperkuat ketauladanan dalam bernegara.

Penulis: Diraf  l Editor: Rea

Exit mobile version