Bondowoso – Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Kabupaten Bondowoso melakukan Kegiatan Orasi Publik pada Minggu (07/5/2023) di Alun-alun dan di depan kantor Pemerintah Daerah Kabupaten Bondowoso. Kegiatan tersebut mengangkat beberapa isu lokal di Kabupaten Bondowoso, mulai dari dugaan jual beli jabatan, permasalahan infrastruktur, naiknya angka kemiskinan dan eksplorasi tambang panas bumi di Ijen.
“Tujuan dilakukannya orasi Publik ini adalah untuk mengingatkan pemerintah akan komitmennya dalam melakukan pembangunan di Kabupaten Bondowoso yang masih belum terasa signifikan,” kata Aqbil Rizqur Rahman, Kordinator Lapangan Orasi Publik tersebut, Minggu (07/5/2023).
Aqbil mempertanyakan mengenai progres pembangunan yang dipimpin oleh Bupati Salwa selama 5 tahun terakhir. Menurutnya, kinerja kepala daerah saat ini belum dapat dirasakan oleh masyarakat luas.
“Kami mengangkat tema mempertanyakan Bondowoso Melesat merupakan bagian dari bentuk kritik kami terhadap pembangunan daerah yang seharusnya mulai dirasa progresifitas kinerjanya, namun kami rasa masih cukup jauh dari kata melesat yang dijabarkan dalam visi misi Bupati Bondowoso,” terangnya.
Aqbil juga meminta penegak hukum di Kabupaten Bondowoso harus tegak lurus dalam mengurai dan menegakkan kasus-kasus hukum yang terjadi di Bondowoso belakangan ini.
“Jangan sering hilang di tengah jalan, permasalahan hukum di Bondowoso. Sehingga menimbulkan tanda tanya kepada APH dalam menegakkan kasus hukum di Bondowoso” ungkap Aqbil.
Selain itu, ia juga menyinggung permasalahan data kemiskinan yang tiap tahun mengalami kenaikan berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik Bondowoso. Pada tahun 2019 hingga 2021 angka kemiskinan di Bondowoso terus meningkat mulai dari prosentase 13,33% hingga 14,73%.
“Bupati Bondowoso haruslah melakukan kinerja yang maksimal, karena diakui atau tidak. Mandiri ekonomi yang dicanangkan dalam visi misinya masih jauh dari harapan,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia juga menyarankan agar pemerintah Kabupaten Bondowoso meninjau ulang terkait perusahaan tambang energi panas bumi yang berada di Ijen.
“Kami meminta pemkab dan DPRD Bondowoso meninjau ulang terkait adanya perusahaan tambang energi panas bumi di Bondowoso yaitu PT Medco Cahaya Geothermal, mengingat keberadaan perusahaan tersebut sampai detik ini sangat tidak berdampak positif bagi masyarakat sekitar atau bondowoso pada umumnya,” katanya.
“Seharusnya Pemkab Bondowoso jeli terhadap dampak negatif ketika ekpolarasi tersebut dilaksanakan, semisal fasilitas umum di sana yang tidak diperhatikan seperti sekolahan, rumah sakit, jalan dan fasilitas peribadatan,” sambungnya.
“Belum lagi jaminan kebutuhan mendasar masyarakat sekitar pun harus pula menjadi titik tekan kebijakan pemkab Bondowoso. Sebab secara ekonomis pun kami tidak meliahat kemauan pemerintah untuk memberikan daya ungkit ekonomi secara positif pada masyarakat sekitar pada khususnya dan bondowoso pada umumnya,” tegasnya.
“Kita tahu masyarakat sekitar sangat lemah secara ekonomi, pendidikan dan pertanian pada khususnya yang menjadi mata pencaharian masyarakat di daerah Ijen,” pungkasnya.
“Pemerintah sudah seharusnya melaksanakan kegiatan yang berdampak positif dan berpihak pada masyarakat sekitar. Oleh sebab itu, kami mendorong pemerintah untuk meninjau ulang adanya PT Medco Cahaya Geothermal tersebut.” tutup Aqbil Ketua Advokasi dan Gerakan PC PMII Bondowoso tersebut.
Pada kesempatan ini, PMII Bondowoso juga mengajak seluruh masyarakat umum khususnya petani, pedagang dan buruh untuk bersama-sama melakukan orasi publik.
Penulis: Zainur l Editor: Saiful