BeritaNasional

Gelar Monev Desa Cerdas, Kemendes PDTT Tekankan Data Panel

Jakarta, Deras.id Kementerian Desa PDTT melalui Pengembangan Pusat Data dan Informasi menggelar monitoring dan evaluasi dalam program Desa Cerdas. Kepala BPI Ivannovich Agusta berharap dengan adanya monev ini bisa memiliki data panel yang bisa melihat progress keberhasilan dalam program tersebut.

“Diharapkan kita memiliki data panel, karena data panel dapat memperlihatkan desa mana yang baik dan mana yang buruk,” ungkap Ivan di Hotel Ra Suit TB Simatupang Jakarta pada Senin (20/3/2023).

Ivan mengatakan bahwa pelaksanaan monev dapat menggunakan data panel dengan cara memberikan sebuah pertanyaan di beberapa fase. Dengan demikian maka dapat diketahui hasil data sebelum dan sesudah monev digelar. Panel tersebut bisa menggunakan para duta digital, kader digital maupun kepala desa terkait.

Baca Juga:  Pengawas Hakim Dalami Dugaan Pelanggaran Etik 3 Pengadil Gazalba Saleh

“Monev dapat dilakukan menggunakan data panel (duta sama, kader sama, kades sama) dengan cara melakukan pertanyaan di 3 bulan, 6 bulan, dan 9 bulan sehingga mendapatkan data before afternnya,” ungkapnya.

Ivan berharap, dengan adanya monev yang akan dilakukan bisa menghasilkan sensus yang valid sesuai kondisi terupdate yang ada di desa. Ia meminta ada output dan income setelah perhelatan monev.

“Minimal kita dapat hasil sensus, maksimalnya kita mendapatkan efektivitas dari program desa cerdas,” tuturnya.

“Buat matriks dari impact, output, income, input, process. Jika angka output dibagi angka input muncul maka bisa mengetahui efektivitas program ini,” sambungnya.

Kepala Pusat Pengembangan Daya Saing Desa DTT Helmiati juga mengungkapkan harapannya dengan adanya monev. Ia ingin monev dapat menjawab realita pendampingan program desa cerdas tersebut. Selanjutnya hasil dari monev akan dikembangkan melalui knowledge dan digitalisasi desa.

Baca Juga:  Mendes PDTT: Loyalitas ke Pilar Negara Kunci Keberhasilan ASN

“Kita harapkan monev ini akan menjawab before after dari pendampingan program desa cerdas,” tukas Helmiati.

“Before after seperti contohnya duta awalnya kerja mendata dulu terkait potensi-potensi desa dan apa yang dapat mereka kembangkan, kelompok sasaran yang dapat di damping dalam rangka mengembangkan knowledge dan digitalisasi duta,” pungkasnya.

Penulis: Fia lEditor: Ifta

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

Adblock Detected

Mohon Matikan AdBlock di Browser Anda