Olahraga

Euro: Kontra Strategi Timnas Inggris

Jakarta, Deras.id- Banyak prediksi yang menyebutkan jika Inggris akan membawa pulang trofi yang belum pernah mereka raih itu. Opta misalnya, melalui teknologi Supercomputer-nya, Opta memprediksi Inggris yang akan mengangkat trofi Euro tahun ini. Tidak main-main, Opta memberikan presentase 19,9%. The Three Lions mengungguli Prancis, Jerman, Spanyol, Portugal, Belanda, bahkan juara bertahan Italia. Wartawan Sky Sports, Sam Blitz juga menaruh Inggris sebagai favorit juara.

Selain dari awak media. Manajer kelas kakap seperti Josep Guardiola dan Jose Mourinho juga menaruh Inggris sebagai salah satu tim yang difavoritkan juara. Analisa tersebut mayoritas meninjau pada kemewahan skuad yang dimiliki oleh Timnas Inggris. Bek tangguh, Play maker yang kreatif serta penyerang haus gol mewarnai setiap lini timnas Inggris.

Kondisi tersebut sayangnya tidak diimbangi dengan taktik yang brilian dari pelatih merka, Gareth Southgate. Bermain menekan, cetak gol, kemudian bertahan. Menjadi kontra strategi saat taktik yang tidak visioner sama sekali tersebut diterapkan oleh tim kuat dan bertabur bintang seperti Timnas Inggris di ajang sebesar Piala Eropa 2024.

Melihat khiroh permainan yang ditunjukan Inggris di sepanjang penyisihan grup, kini inggris mulai diragukan. Dilihat dari dua laga pertama Euro, menghadapi Serbia dan Denmark, alih-alih seperti calon juara, Inggris bermain layaknya pasif, ragu-ragu, minim kreativitas, tidak memiliki determinasi, dan seolah tidak punya keberanian untuk mengambil inisiatif. Inggris bahkan tidak mampu mencetak gol saat menlawan Slovenia. Sejauh ini, Inggris belum ketemu tim yang selevel atau lebih bagus dari mereka. Dengan permainan yang monoton begitu, bukan tidak mungkin The Three Lions akan tersingkir oleh tim bagus pertama yang mereka lawan.

Legenda dan pakar sepak bola turut menyoroti peforma tim Negeri Ratu Elizabeth tersebut. Rio Ferdinand yang pernah bermain di Timnas Inggris bahkan tidak segan bilang, Inggris di Euro kali ini bermain sangat pasif. Micah Richards sampai malas mengomentari permainan Inggris karena sangat tidak menarik untuk ditonton.

Kendati mendapatkan banyak kecaman atas strategi yang diterapkan sejauh ini, Gareth Southgate seolah enggan berbenah. Southgate justru membuat keputusan-keputusan yang sulit dicerna akal sehat. Pada saat duel melawan Denmark, Inggris harusnya fokus mengejar gol demi memetik tiga poin dengan kemenanangan yang meyakinkan. Namun, setelah mencetak gol, Inggris malah bermain bertahan. Southgate memasukkan Gallagher ketimbang Cole Palmer yang bisa jadi alternatif untuk membombardir pertahanan Tim Dinamit. Inggris membiarkan Denmark menguasai permainan hingga berujung go dan Inggris batal menang.

Southgate terlalu berani berekperimen di turnamen sebesar Euro. Trent Alexander-Arnold yang berposisi sebagai bek sayap, tapi ditempatkan di posisi gelandang bertahan. Coba-coba di kompetisi selevel Euro, Southgate harus siap menanggung risikonya. Jika terus bermain tidak agresif, mencetak gol, kemudian bertahan dan hanya berusaha agar tidak kebobolan, ini akan membahayakan timnya sendiri saat bertemu lawan agresif seperti Jerman, Portugal dan Spanyol.

Mundur ke belakang melihat bagaimana perjalanan Timnas Inggris di tangan Gareth Southgate. Dengan kemewahan skuad yang dimiliki, inggris kering prestasi ditangan Gareth Southgate. Puncak capaian Gareth Southgate selama Menangani Inggris adalah membawa Inggris ke final Euro 2020. Namun pencapaian tersebut berakhir penghinaan saat Italia menghempaskan Walker dkk.

Pada turnamen mayor lainnya seperti Piala Dunia, Inggris hanya mam[u menmbus semifinal. Kemudian dikalahkan Belgia di perebutan tempat ketiga. Piala Dunia 2022, Inggris terhempas di babak perempat final. Paling parah di UEFA Nations League 2022/23, anak asuh Southgate yang tidak meraih satu pun kemenangan di Liga A Grup 3 terdegradasi ke Liga B.

Gelaran Euro masih panjang, terlalu dini mengatakan Inggris tidak akan juara edisi kali ini. Hanya saja, walaupun bertabur bintang, selama yang melatih Gareth Southgate dengan strategi monoton, maka menjadi mungkin Inggris akan kembali gagal merengkuh gelar juara Euro 2024 di Jerman.

Penulis: Rizal I Editor: Apr

Show More
Dapatkan berita terupdate dari Deras ID di:

Berita Terkait

Back to top button

Adblock Detected

Mohon Matikan AdBlock di Browser Anda, Untuk Menikmati Konten Kami