Jakarta, Deras.id – Penyelesaian pembangunan jalur lintas Pantai Selatan Jawa (Pansela) diminta dipercepat sehingga bisa dipakai saat mudik Lebaran 2023. Permintaan itu disampaikan Komisi V DPR kepada Kemenhub dan Kementerian PUPR dalam rapat kerja evaluasi monitoring Angkutan Nataru 2022/2023 di Gedung DPR Jakarta.
Sejumlah hal harus diperhatikan pemerintah untuk meningkatkan pelayanan mudik Lebaran pada Maret-April 2023 mendatang.
“Di antaranya Kemenhub dan Kementerian PUPR untuk mempercepat penyelesaian penanganan lintas Pansela untuk memecah kepadatan lalu lintas kendaraan. Kemudian, meminta Kemenhub untuk meningkatkan pengawasan dan pengendalian kenaikan harga tiket di semua moda menjelang libur hari raya,” kata Ketua Komisi V DPR RI Lasarus, Rabu (15/2/2022).
Sementara, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkap sejumlah poin hasil evaluasi penyelenggaraan angkutan mudik Natal dan Tahun Baru (Nataru).
“Dari hasil evaluasi, penyelenggaraan Angkutan Nataru yang telah dilaksanakan kemarin berjalan relatif lancar dan terkendali, dan masih ada beberapa hal yang harus dibenahi. Evaluasi ini penting bagi kami untuk mempersiapkan Angkutan Lebaran nanti, yang semoga juga dapat berjalan dengan lancar dan terkendali,” ujar Menhub.
Pada angkutan Nataru terjadi lonjakan pergerakan penumpang dan kendaraan yang cukup signifikan, dikarenakan telah dicabutnya kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
“Tercacat kenaikannya mencapai 73,33 persen atau sebesar 5,3 juta penumpang angkutan umum jika dibandingkan Angkutan Nataru 2021/2022. Kenaikan penumpang tertinggi terjadi di moda kereta api sebesar 168,32 persen, diikuti moda jalan 80,39 persen, moda udara persen, moda penyeberangan persen, dan moda laut persen.
Sedangkan jumlah penumpang terbesar ada di moda udara dengan proporsi 31 persen, diikuti moda jalan 23 persen, moda penyeberangan dan kereta api masing-masing 19 persen dan moda laut persen.
Menhub mengakui terdapat sejumlah kejadian menonjol yang disebabkan oleh cuaca ekstrem. Di antaranya di penyeberangan Merak-Bakauheni sempat dihentikan sementara hingga jatuhnya kendaraan dari kapal di Pelabuhan Merak.
Selanjutnya banjir di Stasiun Tawang dan Stasiun Poncol Semarang, longsoran tebing lereng jalan rel antara Cirahayu-Ciawi dan evakuasi 500 wisatawan yang terjebak di Karimunjawa akibat cuaca buruk.
“Cuaca ekstrem menyebabkan on time performance pelayanan transportasi relatif menurun. Ini menjadi pelajaran bagi kami, semoga cuaca ekstrem tidak terjadi di Angkutan Lebaran sehingga kami dapat berkonsentrasi melakukan pengendalian dari sisi yang lain,” ujar Menhub.
Penulis: SN | Editor: Rifai