Surabaya, Deras.id – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar mendukung perlindungan terhadap anak. Menteri yang akrab disapa Gus Halim ini mengatakan bahwa anak adalah aset penting masa depan sehingga harus mendapat tempat tumbuh yang aman dan nyaman.
“Anak-anak kita adalah masa depan bangsa. Perempuan ibu-ibu adalah pejuang pejuang yang menentukan kualitas hidup masyarakat dan bangsa kita ke depan,” kata Gus Halim di Surabaya, Minggu (22/1/2023).
“Kita akhiri seluruh kekerasan pada perempuan. Kita akhiri seluruh kekerasan pada anak. Stop kekerasan pada perempuan dan anak,” imbuhnya.
Perlindungan terhadap anak sama pentingnya dengan perempuan. Oleh karena itu, keberpihakan pada perempuan tertuang pada SDGs Desa nomor 5, keterlibatan perempuan desa.
“Kita semua setiap hari disajikan berita-berita yang sangat mengiris hati kita terkait dengan kekerasan perempuan dan anak. Oleh karena itu hari ini di Jawa Timur kita serukan dan gerakkan untuk stop kekerasan pada perempuan dan anak,” ungkap Gus Halim.
Seperti diketahui, pemberitaan kejahatan terhadap anak marak terjadi salah satunya berupa kekerasan seksual. Hal ini terjadi baik di dalam rumah, lembaga pendidikan, maupun tempat umum.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) mencatat laporan kasus kekerasan terhadap anak tahun 2019 sebanyak 11.057. Angka tersebut naik menjadi 11.278 pada tahun 2020. Berikutnya tahun 2021 ada 14.517 dan tahun 2022 tercatat sebanyak 11.012 kasus kekerasan anak. Meskipun jumlahnya menurun dibandingkan sebelumnya, namun kejadian pada anak akhir-akhir ini menjadi sangat memperhatinkan.
Penulis: Ifta l Editor: Rea