China Sindir AS Rusak Upaya Perdamaian Ukraina-Rusia
Beijing, Deras.id – Menteri Luar Negeri China Qin Gang mengatakan kepada mitranya dari Ukraina bahwa Beijing turut prihatin atas Invasi Rusia. Qin menyindir bahwa AS merusak upaya perdamaian Ukraina dan ingin memperpanjang konflik demi keuntungannya sendiri.
“Tampaknya ada tangan tak terlihat yang mendorong perpanjangan, eskalasi konflik dan menggunakan krisis Ukraina untuk melayani agenda geopolitik tertentu,” kata Qin yang dikutip dari aljazeera.com, Jumat (17/3/2023).
Beijing dalam menanggapi Invasi Rusia akan selalu menjunjung tinggi sikap objektif dan mengatakan pada menteri luar negeri Ukraina Dmytro Kuleba bahwa China ingin melihat kemajuan negosiasi perdamaian. Bahkan, China telah berkomitmen untuk mempromosikan perdamaian, memajukan negosiasi dan menyerukan pada komunitas internasional untuk menciptakan kondisi pembicaraan damai.
Menanggapi hal itu, Kuleba mengadakan pembicaraan dengan Qin dalam sambungan telepon dan mengatakan bahwa dia dan Qin telah membahas pentingnya prinsip integritas teritorial dan Formula Perdamaian.
“Selama panggilan telepon saya dengan anggota dewan negara dan menteri luar negeri China Qin Gang hari ini, kami membahas prinsip integritas teritorial. Saya menggaris bawahi pentingnya Formula Perdamaian presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy untuk mengakhiri agresi dan memulihkan perdamaian yang adil di Ukraina,” kata Kuleba.
Formula Perdamaian 10 poin Zelenskyy mencakup pemulihan integritas teritorial Ukraina, dimana tidak akan ada negosiasi, penarikan semua pasukan Rusia, penghentian semua permusuhan, dan pembentukan pengadilan khusus untuk mengadili Rusia atas kejahatan perang.
Keterlibatan China yang jarang terjadi dalam perang di Ukraina mengikuti peta jalan 12 poin yang di usulkan Beijing baru-baru ini untuk penyelesaian politik krisis Ukraina.
Disisi lain, keterlibatan Beijing untuk mengakhiri perang selama lebih dari satu tahun di Ukraina harus berurusan dengan persahabatan tanpa batas China dengan Rusia pada tahun 2022. China juga menolak untuk mengutuk invasi Moskow ke Ukraina, sementara pada saat yang sama menyatakan bahwa kedaulatan dan keutuhan wilayah semua negara harus dihormati.
Sebelumnya, China telah menjadi mediator independen setelah mengadakan pembicaraan antara Iran dan Arab Saudi tentang pemulihan hubungan diplomatik.
Penulis: Andre l Editor: Saiful