China, Deras.id – Presiden China Xi Jinping melakukan pembicaraan dengan penguasa Arab Saudi yang menghasilkan pemulihan hubungan Riyadh dan Iran. Pejabat Saudi mengatakan percakapan awal antara Xi dan Putra mahkota Mohammed bin Salman terjadi di Riyadh pada bulan Desember.
“Presiden China menyatakan keinginannya agar China menjadi jembatan antara Arab Saudi dan Iran. Yang Mulia Putra Mahkota menyambut ini,” kata pejabat itu yang dikutip dari chanelnewsasia.com, Kamis (16/3/2023).
“Untuk Iran khususnya, China adalah No 1 atau No 2 dalam hal mitra internasionalnya. Jadi pengaruhnya penting dalam hal itu, dan anda tidak dapat memiliki alternatif yang sama pentingnya,” tambahnya.
Beberapa pertemuan juga terjadi antara ketiganya, termasuk pertukaran singkat antara menteri luar negeri Saudi dan Iran selama pertemuan puncak regional di Yordania pada akhir Desember. Lalu, pembicaraan antara menteri luar negeri dan wakil presiden Iran terjadi ketika pelantikan Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva pada bulan Januari, dan terakhir pada bulan Februari di Beijing.
Keterlibatan China dalam perdamaian itu menyebabkan kesenjangan mengingat kemitraan Arab Saudi memiliki hubungan erat secara historis dengan Amerika Serikat (AS). Meskipun hubungan itu telah tegang oleh masalah-masalah tentang hak asasi manusia dan pemotongan produksi minyak yang disetujui tahun lalu oleh kartel OPEC+.
“AS dan China keduanya adalah mitra yang sangat penting, kami tentu berharap untuk tidak menjadi pihak dalam persaingan atau perselisihan apa pun antara kedua negara adidaya itu,” pungkasnya.
Disisi lain, menteri luar negeri AS Antony Blinken memberikan peringatan untuk hati-hati kepada China karena telah menengahi kesepakatan tersebut, dengan mengatakan hal itu dapat menguntungkan kawasan tersebut.
“Dari sudut pandang kami, apa pun yang dapat membantu mengurangi ketegangan, menghindari konflik dan menghalangi tindakan berbahaya dan destabilisasi oleh Iran adalah hal yang baik,” kata Blinken.
Penulis: Andre l Editor: Saiful