Jakarta, Deras.id – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar menilai standar kebijakan di Desa mayoritas bersumber pada tujuan SDGs Desa poin pertama, yakni Desa tanpa kemiskinan. Sehingga angka kemiskinan terus menurun kendati di tengah tekanan harga komoditas global, khususnya pangan dan energi yang berdampak pada harga domestik dan daya beli masyarakat.
“Kalau kita lihat prioritas utama di desa dengan merujuk pada SDGs Desa itu ada pada goals yang pertama. Jadi hampir semua desa berikhtiar atau membawa desanya menuju desa tanpa kemiskinan,” kata Pria yang akrab disapa Gus Halim dalam Kaleidoskop Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 2022 di Jakarta, Kamis (15/12/2022).
Gus Halim mengatakan bahwa rumusan kata pada tujuan SDGs Desa itu melalui analisis masalah yang terjadi di lapangan. Sehingga, sangat relevan jika diimplementasikan pada setiap persoalan yang dihadapi Desa.
Mantan Ketua DPRD Jawa Timur itu lalu menjelaskan, di peringkat kedua yang ingin dicapai desa-desa di Indonesia adalah goals yang ketiga, yaitu desa sehat dan sejahtera.
“Jadi diksi yang kita gunakan itu betul-betul membawa kepada sebuah konsep dan pemahaman yang berbasis masalah,” ujar menteri peraih Doktor Honoris Causa dari UNY ini.
Gus Halim menambahkan, pada dasarnya kebutuhan yang hampir semua desa inginkan adalah pembangunan infrastruktur. Sebab infrastruktur dan inovasi desa yang sesuai kebutuhan, akan mempercepat aktivitas ekonomi masyarakat dengan mudah.
“Tetapi membangun infrastruktur dan melakukan inovasi betul-betul untuk menjawab permasalahan dan kebutuhan warga masyarakat desa,” ujarnya.
Gus Halim menambahkan, bahwa hal tersebut juga menjadi arahan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurutnya, Presiden selalu menyatakan di dalam melaksanakan tugas-tugas harus selalu merujuk pada dua hal, fokus dan detail.
Melaksanakan sesuatu baru akan berhasil jika dilakukan dengan fokus dan detail. Sebaliknya, kalau tidak fokus dan detail tidak akan menemui hasil yang diharapkan.
“Jadi beberapa temuan kita, fokus yang dilakukan oleh desa pada goals-goals itu memang tidak mungkin 18 goals harus ada dalam satuan program APBDes, tidak mungkin satuan rencana kerja desa, tidak mungkin. itu yang saya sebut fokus dan detail. Dan alhamdulillah pada hari ini data-data mikro di desa sudah semakin lengkap. Bahkan sudah pada level bacaan melalui dashboard,” tegas Gus Halim.
Lebih lanjut Gus Halim mengatakan, posisi SDGs Desa dalam melokalkan SDGs Global yaitu untuk mengisi ruang-ruang yang harus diisi seluruh level IDM. Sekaligus untuk menjawab langkah selanjutnya yang harus dilakukan pasca dalam satu desa sudah mencapai status desa mandiri.
Gus Halim berharap dengan SDGs Desa ini bisa memenuhi sebuah idiom Think Globally Act Locally.
“Jadi berpikir global beraktivitas lokal. Jadi cara berpikirnya makro, tapi pendeteksi masalahnya, datanya, penanganannya berskala mikro, artinya pada level desa,” pungkasnya.
Penulis: Danu | Editor: Dian