Jakarta, Deras.id – Pemerintah mengajukan pinjaman ke China Development Bank (CDB) untuk menutupi pembengkakan biaya pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Namun bunga pinjaman yang diberikan China masih dianggap tinggi, yakni di level 3,4 persen dar i4 persen.
“Kemarin dia sudah mau turun dari 4 persen, tapi angkanya kita mau lebih rendah lagi. Offer pertama 3,4 persen dari 4 persen, tapi kita masih ingin lebih rendah lagi kalau bisa. Maunya kita 2 (persen). Minggu depan ini (negosiasi pinjaman USD560 juta) sudah selesai,” ujar Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan kepada wartawan dikutip Deras.is, Selasa (11/4/2023).
Meski demikian, bunga yang diberikan CDB masih terbilang murah, karena apabila pinjam ke negara lain seperti Amerika, bunganya di level 6 persen.
“Maunya kita 2 persen, tapi enggak mungkin juga semua tercapai. Karena kalau kamu pinjam ke luar juga bunganya sekarang bisa 6 persen juga. Jadi 3,4 persen misalnya sampai situ, we are doing okay, walaupun enggak oke oke amat,” jelas Luhut.
Meskipun begitu, pemerintah juga tidak menutup kemungkinan apabila hasil negosiasi pekan depan dengan CDB tidak menyetujui penurunan di level 2 persen.
Luhut menyampaikan bahwa apabila harus membayar dengan bunga 3,4 persen, pemerintah bisa membayarnya. Sebab Indonesia memiliki pendapatan dari berbagai sumber daya yang ada.
“Nggak ada masalah. Kamu kok meragukan negaramu sih. Kamu jangan underestimate, negara kita makin efisien makin baik. Lihat penerimaan pajak kita naik 48,6 persen tahun lalu. Karena banyak efisiensi, efisiensi batu bara efisiensi mesin segala macam. Itu kadang kita nggak sadar,” kata Luhut.
Penulis: Risca l Editor: Rifai