BI Catat Utang Luar Negeri RI Turun, Jadi Rp 6.087 T

Jakarta, Deras.id – Bank Indonesia (BI) mencatat utang Luar Negeri (ULN) Indonesia turun menjadi Rp 6.087,1 Triliun pada Oktober 2022. Angka tersebut lebih kecil dibandingkan bulan September 2022 sebesar Rp 6.165,1 Triliun.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono menyatakan bahwa perubahan tersebut dikarenakan penurunan ULN pada sektor swasta maupun sektor publik (pemerintah dan bank sentral).

“Secara tahunan, posisi ULN Oktober 2022 mengalami kontraksi sebesar 7,6% yoy, lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi pada bulan sebelumnya yang sebesar 6,8% yoy,” tutur Erwin Haryono dalam siaran pers BI yang dikuti Deras.id pada, Kamis (15/12/2022).

Penurunan ULN Pemerintah, menurut Erwin dikarenakan pada Surat Berharga Negara (SBN) domestik seiring dengan ketidakpastian di pasar keuangan global. Banyak pergeseran tinggi yang terjadi penempatan dana investor nonresiden.

Selain penurunan utang, pinjaman juga mengalami penurunan seriring dengan pelunasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan penarikan pinjaman untuk membantu pembiayaan program serta proyek prioritas. Dukungan ULN Pemerintah untuk memenuhi pembiayaan pada sektor produktif serta kebutuhan belanja yang bersifat prioritas, meliputi sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (24,5% dari total ULN Pemerintah), sektor jasa pendidikan (16,6%), sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (15,3%), sektor konstruksi (14,2%), dan sektor jasa keuangan dan asuransi (11,6%).

Pemerintah terus berkomitmen dalam menjaga kredibilitas dengan melaksanakan kewajiban pembayaran pokok serta bunga utang secara tepat waktu dan mengendalikan ULN dengan hati-hati, kredibel, serta akuntabel.

Erwin menyatakan ULN Pemerintah memiliki posisi yang relatif aman serta terkendali, mengingat keseluruhan hampir ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 87,1% dari total ULN Pemerintah.

“Selain itu, struktur ULN Indonesia tetap sehat, ditunjukkan oleh ULN Indonesia yang tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang, dengan pangsa mencapai 87,1% dari total ULN,” tutup Erwin Haryono.

Penulis: Risca l Editor: Ifta

Exit mobile version