Banyak Negara Asia Selatan Terlilit Utang, Ini Dampaknya

Jakarta, Deras.id – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan hampir seluruh negara di Asia Selatan memiliki utang tinggi. Apabila terus berlanjut, akan terjadi krisis utang. 

“Kalau membaca wawancara dari bank sentral India, dia mengatakan negara-negara di sekitar Asia Selatan semuanya dalam kondisi stress debt nya” tutur Sri Mulyani dalam acara CEO Banking Forum pada akun YouTube Ikatan Bankir Indonesia dikutip Deras.id, Senin (9/1/2023).

Kondisi tersebut disebabkan oleh perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina. Dampak peperangan tersebut menyebabkan terjadinya kenaikan berbagai harga, utamanya energi dan pangan. Oleh sebab itu, kenaikan suku bunga akibat tekanan inflasi yang perlahan tinggi tidak dapat dihindari.

Negara di Asia Selatan yang terlilit utang tinggi yang masuk ke dalam daftar pasien Dana Moneter Internasional (IMF) adalah Bangladesh, Sri Lanka, dan Pakistan. Selain itu di Mesir dan negara Timur Tengah juga mengalami hal serupa, apalagi negara tersebut salah satu importir minyak terbesar di dunia.

“Kalau kita bicara tentang Egypt dan negara di Timur Tengah jelas impor bahan bakar mereka mengalami situasi yang tidak mudah,” kata Sri Mulyani.

Sri Mulyani mengatakan tahun 2023 menjadi tantangan dan harus terus diwaspadai. Apabila tidak diantisipasi maka dapat berdampak pada seluruh negara.

“Jadi hal ini menjadi satu kewaspadaan, 2023 memang prediksi dari lembaga global mengenai dunia kurang menggembirakan. Tidak hanya inflasi dan kemungkinan resesi tapi juga masalah dengan debt sustainability di berbagai negara,” ucap Sri Mulyani.

Sebagai informasi, secara keseluruhan di dunia sudah ada 63 negara maju dan berkembang yang mengalami masalah utang dan antre menjadi pasien IMF.

Penulis: Risca l Editor: Ifta

Exit mobile version