Jakarta, Deras.id – Gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) diperkirakan terus terjadi diberbagai perusahaan Startup. Hal ini dikarenakan sulitnya kondisi ekonomi akibat adanya ancaman resesi global di tahun 2023, membuat persaingan mencari suntikan dana dari investor semakin ketat.
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menyebut badai PHK masal di perusahaan startup mayoritas disebabkan oleh tekanan makro-ekonomi yang cukup berat pasca pandemi covid-19. Ia menguraikan mulai dari kenaikan inflasi, tren penyesuaian suku bunga, pelemahan daya beli, risiko geopolitik dan model bisnis yang berubah signifikan.
“Pasca pandemi awalnya diharapkan akan terjadi kenaikan jumlah user dan profitabilitas layanan yang kontinu. Sebaliknya harapan mulai pupus ketika konsumen terutama di Indonesia dan negara Asia Tenggara berhadapan dengan naiknya inflasi pangan dan energi sekaligus, sehingga mengurangi pembelian barang dan jasa melalui layanan platform digital,” ujar Bhima dalam keterangan tertulisnya, Minggu (20/11/2022).
Bhima menceritakan awalnya perusahaan startup meraup kenaikan Gross Merchandise Values (GMV) saat pandemi atau yang disebut sebagai akumulasi nilai pembelian dari pengguna melalui situs atau aplikasi dalam periode tertentu.
Sukses meraih valuasi tinggi saat pandemi, mereka percaya diri akan mudah mencari pendanaan baru. Guna mendukung itu, perusahaan akhirnya terus merekrut karyawan secara besar-besaran (overstaffing).
Namun, faktanya terbalik. Agresifitas perusahaan startup dalam ekspansi sama sekali tidak dilirik investor. Para investor terutama asing lebih memilih menjauhi perusahaan dengan valuasi tinggi tapi secara profitabilitas rendah, atau model bisnisnya tidak sustain.
“Akibat overstaffing biaya operasional membengkak, dan menjadi beban kelangsungan perusahaan digital,” tegasnya.
Sebagai informasi, Badai PHK semakin banyak terjadi di Indonesia. Ratusan perusahaan start up pun telah mem-PHK 61.000 pekerjanya akibat gulung tikar atau effisensi. Dan yang terbaru PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk telah mem-PHK 1.300 karyawannya diikuti dengan Ruangguru dan perusahaan digital lainnya.
Penulis: Dayu l Editor: Ifta