Australia akan Temui AS Bahas Rencana Pembuatan Kapal Selam Tenaga Nuklir

Australia, Deras.id – Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese berencana akan mengadakan pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dalam rangka membahas rencana pembuatan kapal selam bertenaga nuklir. PM Australia berharap mendapatkan hasil positif dalam pertemuan tersebut.

“Saya akan bertemu dengan Presiden Biden di Amerika Serikat. Kami akan segera mengumumkan rincian lebih lanjut tentang pengaturan yang akan dilakukan,” kata Albanese yang dikutip dari Al-Jazeera.com, Rabu (8/3/2023).

“Saya akan memastikan keterlibatan berkelanjutan yang saya miliki dengan pemerintah AS,” tambahnya.

Sebelum mengunjungi AS, Albanese akan berlabuh di India dalam rangka memperkuat hubungan dan stabilitas pertumbuhan antar negara.

Albanese memberikan sedikit rincian tentang perjalanannya yang akan datang ke Amerika Serikat dengan mengatakan akan ada pengumuman mengenai kunjungan tersebut.

Dalam laporan media lokal, Albanese diperkirakan akan menandatangani pakta yang telah lama ditunggu-tunggu untuk membuat armada kapal selam nuklir selama kunjungannya di AS.

Perjanjian kapal selam akan berlangsung di bawah naungan AUKUS, aliansi pemula yang termasuk Australia, Inggris, dan AS. Aliansi tersebut bertujuan untuk berbagi teknologi militer canggih dan lainnya.

Kemudian, proyek tersebut akan dibangun di Amerika Serikat untuk mempercepat penyebaran mereka ke Pasifik. Dalam kunjungan ke AS, Albanese berharap Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak juga melakukan perjalanan ke AS.

Lebih lanjut, kesepakatan itu muncul di tengah kekhawatiran Australia dan AS tentang kehadiran China yang semakin tegas di kawasan Pasifik. Albanese mengatakan bahwa aliansi AUKUS adalah lompatan tunggal terbesar dalam kemampuan pertahanan Australia.

“Kemitraan AUSKUS berusaha untuk memberikan kemampuan kapal selam bertenaga nuklir yang dipersenjatai secara konvensional ke Australia sedini mungkin,” kata juru bicara Pentagon.

Menanggapi AUSKUS, China mengutuk aliansi tersebut sebagai ancaman yang sangat tidak bertanggung jawab terhadap stabilitas regional dan menuduh Canberra, Washington dan London sangat merusak perdamaian, mengintensifkan perlombaan senjata, dan merusak upaya non-proliferasi nuklir Internasional.

Tidak hanya itu, ada laporan bahwa Australia sedang mengadakan panggilan pengarahan dengan pejabat senior dan pemimpin regional, termasuk Singapura dan Indonesia.

Penulis: Andre l Editor: Saiful

Exit mobile version