AS Tambah Pasokan Senjata Taiwan dalam Melawan China

Washington, Deras.id – Amerika Serikat (AS) memberi tambahan pasokan senjata kepada Taiwan untuk menghadapi perlawanan China dalam pertempuran perebutan wilayah. Hubungan kedua negara semakin memanas setelah China secara terus menerus melakukan serangan terhadap Taiwan.

“Penjualan yang diusulkan akan berkontribusi pada kemampuan penerima untuk menyediakan pertahanan wilayah udara, kemenangan regional, dan interoperabilitas dengan Amerika Serikat,” isi pernyataan Departemen Luar Negeri AS yang dikutip dari chanelnewsasia.com, Kamis (2/3/2023).

Departemen tersebut telah menyetujui potensi penjualan senjata dan peralatan pada Taiwan yang mencakup 200 Advanced Medium Tange Air to Air Missiles (AMRAAM) anti pesawat dan 100 rudal AGM-888 HARM, yang dapat mengambil stasiun radar berbasis darat.

Di samping itu, penjualan senjata kemungkinan akan memperburuk hubungan yang sudah tegang antara Washington dan Beijjng. China sebelumnya telah menuntut berulang kali untuk menghentikan kesepakatan semacam itu, dan memandang mereka sebagai dukungan tidak beralasan untuk Taiwan yang diperintah secara demokratis.

Disisi lain, kementerian pertahanan Taiwan mengatakan rudal yang diberikan AS akan membantu mempertahankan wilayah dari Komunis.

“Rudal itu akan membantu secara efektif mempertahankan wilayah udara untuk menghadapi ancaman dan provokasi dari militer Komunis,” pernyataan kementerian itu.

Kementerian pertahanan Taiwan melaporkan pada hari Kamis terjadi serangan angkatan udara China berskala besar ke zona identifikasi pertahanan udaranya, dengan 21 pesawat. Lembaga itu merincikan 17 pesawat tempur J-10 dan empat pesawat tempur J-16 telah terbang ke sudut Barat daya zonanya.

JJ10 model yang lebih tua yang beroperasi dua dekade lalu telah terbang dekat ke pantai China yang berbatasan dengan Taiwan, sementara J-16 beroperasi ke laut kepulauan Pratas yang dikuasai Taiwan.

Pasukan Taiwan telah memantau situasi tersebut bahkan mengirimkan pesawatnya sendiri untuk berpatroli, namun mereka tidak melintasi garis median Selat Taiwan yang sensitif, wilayah itu sebagai penghalang tidak resmi antara kedua belah pihak. Tetapi, angkatan udara China telah terbang melintasi hampir setiap hari sejak melakukan latihan perang di dekat Taiwan.

Taiwan yang melepaskan diri dari China telah mengeluh selama tiga tahun terakhir tentang peningkatan aktivitas militer China di dekat pulau yang diperselisihkan, hal itu karena Beijing berusaha untuk menegaskan klaim kedaulatannya.

China beranggapan kegiatan di wilayah itu dibenarkan karena berusaha mempertahankan integritas teritorialnya dan untuk memperingatkan Amerika Serikat agar tidak berkolusi dengan Taiwan. Beijing juga mengatakan pihaknya mengadakan latihan tempur di sekitar pulau itu untuk menegaskan perlawanan tindakan provokatif pasukan eksternal dan pasukan separatis kemerdekaan Taiwan.

Untuk diketahui, Pemerintah Taiwan telah berulang kali menawarkan pembicaraan dengan China, untuk mengatakan pulau itu akan tetap dipertahankan jika diserang. Mereka juga mengatakan hanya rakyat Taiwan yang dapat memutuskan masa depan mereka sendiri.

Penulis: Andre l Editor: Rea

Exit mobile version