Jakarta, Deras.id – Analisis perang anggota UDSS London dan mantan Wakil Marsekal Udara, Sean Bell menganalisa terkait serangan 120 rudal Rusia ke Ukraina. Pihaknya menilai jika rudal balistik tersebut ada campuran bahan yang berasal dari Iran.
“Dengan 120 serangan rudal, yang tampaknya merupakan campuran dari rudal balistik ini tetapi juga drone yang baru-baru ini dibawa dari Iran. Dari darat dan laut, mereka menargetkan ke seluruh negeri,” kata Sean Bell dikutip dari news.sky.com pada, Kamis (29/12/2022) sore.
Bell mengatakan jika serangan Rusia akan terus berlanjut. Bahkan pihaknya juga memprediksi jika infrastuktur energi menjadi target utamanya.
“Tentu saja, dengan menyerang infrastruktur energi cuacanya karena sangat dingin di Ukraina. menghilangkan energi itu membuat hidup benar-benar tidak menyenangkan, terutama bagi orang-orang di ibu kota Kyiv,” katanya.
Bell mengatakan jika serangan tersebut merupakan aksi balas dendam Rusia kepada Amerika Serikat yang mengkonfirmasi akan mengirimkan bantuan berupa pertahanan udara patriotik ke Ukraina.
“Tentu saja, tanpa masuk ke dalam pikiran Vladimir Putin, sangat sulit untuk mengetahui dengan tepat apa yang sedang terjadi,” tambahnya
Bell juga menyampaikan bahwa serangan tersebut dirancang untuk merusak dukungan Volodymyr Zelenskyy. Serta mencoba menekannya agar mau bernegosiasi.
“Bagian lain yang saya pikir hampir pasti adalah bahwa tidak akan luput dari perhatian Putin bahwa sistem rudal Patriot telah dijanjikan oleh Amerika ke Ukraina,” imbuhnya
Bell menambahkan jika Amerika Serikat membutuhkan waktu untuk masuk ke Ukraina. Hal itu dimanfaatkan Rusia untuk terus menyerang Ukraina sebelum bantuan datang. “Saya pikir Rusia akan tertarik untuk membuat dampak apa pun sebelum kedatangan sistem militer Barat itu,” tutupnya.
Penulis: Mahfud l Editor: Rifai