NasionalBerita

Aldera Dorong Pemerintah Tetapkan 21 Mei Hari Reformasi

Jakarta, Deras.id – Aliansi Demokrasi Rakyat (Aldera) menyerukan kepada pemerintah Indonesia untuk menjadikan 21 Mei sebagai Hari Reformasi.

“Ada Hari Kesaktian Pancasila, Hari lahir Pancasila, kenapa tidak ada Hari Reformasi? Saya mengusulkan kepada pemerintah untuk menetapkan tanggal 21 Mei sebagai Hari Reformasi yang diperingati setiap tahun,” ujar Sekretaris Jenderal Aldera Pius Lustrilanang dalam keterangan tertulisnya, Senin (22/5/2023) kemarin.

Pius Lustrilanang adalah seorang aktivis yang mengalami penculikan saat pecahnya peristiwa Mei 1998. Pius diculik bersama Direktur LBH Nusantara Desmond J Mahesa pada 4 Februari 1998.

Pius mengungkap alasan dirinya dan Aldera mendorong pemerintah agar menetapkan 21 Mei sebagai hari reformasi adalah sebagai peringatan atas terjadinya tragedi kemanusiaan pada akhir tahun 1990 yang menjadi cikal bakal runtuhnya rezim Orde Baru (Orba) di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto.

Baca Juga:  Budiman Sudjatmiko Sebut Pertemuan dengan Prabowo Inisiatifnya Sendiri

“Kita ingin ingatkan bahwa reformasi diperjuangkan dengan susah payah. Begitu banyak orang ditangkap, dibunuh, disiksa. Perlu 20 tahun perjuangan mahasiswa perjuangkan reformasi itu sendiri,” ucap Pius.

Dia menjelaskan pasca Orba runtuh, situasi demokrasi di Indonesia menjadi lebih baik. Kebebasan berpendapat, pemilihan umum yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas tetapi tetap bersifat rahasia menjadi cerminan demokrasi yang baik.

“Demokrasi kita sudah bagus,” ungkapnya.

Meskipun mengungkap bahwa situasi demokrasi Indonesia pasca Orba menjadi lebih baik, Pius tetap meminta masyarakat Indonesia untuk mengawal perjalanan reformasi bangsa ini agar tidak kembali mengalami kemunduran.

Oleh karenanya, Aldera dan komunitas masyarakat sipil lainnya menggelar aksi jalan sehat bertajuk ‘Reformasi Memanggil’ untuk memperingati 25 tahun berjalannya reformasi di Indonesia.

Baca Juga:  Menteri PUPR Tinjau Penanganan Banjir Semarang yang Tak Kunjung Surut

“Ini semua (demokrasi saat ini) masih prosedural, tapi reformasi masih berproses. Banyak sekali perkembangan (reformasi), kita jaga supaya tidak mundur kembali. Tinggal kita harus waspada terhadap upaya-upaya kembali ke masa lalu. Itu saja,” tandasnya.

Penulis: Fausi | Editor: Rifai

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

Adblock Detected

Mohon Matikan AdBlock di Browser Anda