Jakarta, Deras.id- Kroasia menjadi kekuatan baru di kancah sepak bola dunia menyusul capaian prestisiusnya di dua edisi Piala Dunia terakhir. Luka Modric dkk menjadi finalis pada World Cup 2018 dan peringkat ketiga pada World Cup 2022. Kroasia mengalahkan negara ungggulan seperti Jerman, Brazil, Spanyol, Inggris dan Belanda.
Namun beda cerita pada gelaran Euro 2024. Kroasia ternyata cukup kesulitan jika berkiprah di kompetisi antarnegara terbesar di Benua Biru tersebut. Prestasi terbaik Kroasia di Euro hanya mencapai perempat final pada tahun 1996 dan 2008. Selebihnya, ketika pesertanya lebih banyak, capaian tertinggi Kroasa pada babak 16 besar. Kroasia tidak sanggup memainkan lebih dari satu pertandingan di fase gugur. Setelah lolos dari fase grup, mereka langsung kalah. Kroasia seolah hanya menjadi tim penggembira saja.
Berdasarkan pada historis tersebut tidak menjadi kejutan ketika hampir seluruh media menyebut Kroasia sebagai kuda hitam di EURO 2024. Namun, julukan itu justru dianggap penghinaan oleh pelatih Timnas Kroasia, Zlatko Dalic. Tepat sebelum laga vs Albania, Dalic menyampaikan ketersinggungannya atas julukan tersebut.
“Kami tidak layak untuk direndahkan seperti itu. Kami tim kuat yang pantas untuk diunggulkan karena memiliki prestasi yang sangat baik di Piala Dunia,” ujar Dalic.
Namun kepercayaan diri yang sudah dibangun seketika rontok pasca laga melawan Albania. Zlatko Dalic yang jumawa langsung dibungkam oleh kenyataan pahit lantaran hanya bermain imbang melawan tim non-unggulan. Sebelumnya Kroasia dibuat tidak berdaya saat digulung Spanyol 3-0.
Dua hasil buruk itu mengantarkan Kroasia ke dasar klasemen Grup B. Mereka bahkan kalah selisih gol dari Albania yang hanya kalah 2-1 saat menantang sang juara bertahan Italia di laga pembuka penyisihan grup. Ini jadi awal kompetisi yang mengecewakan bagi Vatreni. Padahal materi pemainnya bisa dibilang sama dengan Piala Dunia dua tahun lalu. Zlatko Dalic membawa hampir semua alumnus Piala Dunia 2022 ke Euro 2024. Dari penjaga gawang, ada Dominik Livakovic, lalu di lini bertahan ada Josko Gvardiol, Ivan Perisic, dan pemain yang baru saja menjuarai Bundesliga bersama Bayer Leverkusen, Josip Stanisic. Di lini tengah sudah pasti dikomandoi trio Luka Modric, Mateo Kovacic, dan Marcelo Brozovic. Sementara di lini depan, ada Ante Budimir dan Bruno Petkovic.
Jika ingin lolos, Kroasia wajib menang atas juara bertahan, Italia di laga pamungkas. Tambahan tiga poin bakal membuat Josko Gvardiol cs mengumpulkan empat poin. Dengan begitu, Kroasia mungkin masih bisa lolos ke babak gugur. Semisal tidak menjadi peringkat satu atau dua, minimal bisa menjadi salah satu peringkat tiga terbaik.
Penulis: Rizal I Editor: Apr