Jakarta, Deras.id – Indonesia berduka atas kepergian salah satu tokoh ekonom seniornya, Faisal Basri, yang meninggal dunia pada hari ini di usia 65 tahun. Faisal Basri merupakan salah satu pakar ekonomi yang sangat dihormati di Tanah Air, dengan kontribusi signifikan dalam membentuk kebijakan ekonomi serta memperjuangkan kesejahteraan rakyat kecil.
Profil Faisal Basri
Lahir di Bandung pada 6 November 1959, Faisal Basri adalah ekonom berkaliber tinggi yang memiliki pemahaman mendalam tentang ekonomi Indonesia. Lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI), Faisal melanjutkan studi pascasarjana di Vanderbilt University, Amerika Serikat, memperdalam ilmu ekonomi dan kebijakan pembangunan. Faisal bukan hanya seorang akademisi, tetapi juga seorang aktivis yang tak kenal lelah memperjuangkan kepentingan masyarakat luas.
Jejak Karir dan Track Record
Selama berkarier, Faisal Basri dikenal sebagai ekonom yang vokal terhadap berbagai kebijakan pemerintah, terutama dalam menjaga transparansi dan akuntabilitas pengelolaan ekonomi. Ia kerap menjadi pengamat yang kritis terhadap langkah-langkah yang dianggapnya tidak pro-rakyat.
Pada tahun 1999, Faisal Basri turut mendirikan INDEF (Institute for Development of Economics and Finance), sebuah lembaga think tank yang fokus pada isu-isu ekonomi di Indonesia. Di bawah naungan INDEF, Faisal kerap menyuarakan kritik terhadap kebijakan-kebijakan yang dianggapnya merugikan masyarakat, terutama di sektor energi, pangan, dan perdagangan.
Selain kiprahnya di dunia akademis dan sebagai pengamat, Faisal juga sempat terjun ke dunia politik. Pada Pemilu 2014, ia maju sebagai calon gubernur DKI Jakarta melalui jalur independen. Meskipun tidak terpilih, hal ini menunjukkan betapa seriusnya Faisal untuk terlibat langsung dalam pengambilan keputusan politik dan ekonomi yang lebih adil.
Pengalaman Pemerintahan di Bidang Ekonomi
Faisal Basri juga memiliki pengalaman di pemerintahan. Pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Faisal pernah menjadi salah satu anggota “Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi” yang dibentuk untuk menyoroti permasalahan di sektor migas yang sarat korupsi. Kontribusinya di sini adalah mendorong pemerintah untuk menerapkan transparansi dan perbaikan tata kelola sektor yang sangat penting bagi perekonomian nasional ini.
Sebagai ekonom, Faisal juga aktif memberikan masukan terkait kebijakan fiskal dan moneter, menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan sosial. Ia kerap menyarankan agar pemerintah lebih fokus pada pengembangan sektor-sektor produktif yang dapat memberikan lapangan kerja, seperti pertanian, perikanan, dan manufaktur.
Konsistensi Memperjuangkan Ekonomi Rakyat
Salah satu yang paling dikenang dari Faisal Basri adalah konsistensinya dalam memperjuangkan kehidupan ekonomi rakyat. Faisal selalu menekankan pentingnya pemerataan ekonomi dan perbaikan taraf hidup masyarakat kecil.
Ia sering mengkritik ketimpangan ekonomi yang makin melebar, dan berpendapat bahwa pemerintah harus fokus pada kebijakan yang benar-benar membantu rakyat kecil, seperti subsidi energi yang tepat sasaran, penguatan sektor UMKM, dan pembenahan birokrasi agar lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
Faisal juga dikenal vokal mengenai ketergantungan Indonesia terhadap impor, terutama pangan, yang menurutnya merugikan petani lokal. Baginya, kedaulatan pangan dan energi adalah kunci untuk mewujudkan kemandirian ekonomi nasional.
Warisan Pemikiran dan Pengaruh
Kematian Faisal Basri meninggalkan duka mendalam bagi dunia ekonomi dan masyarakat luas yang selama ini mengikuti pemikirannya. Kontribusinya terhadap perekonomian Indonesia, baik sebagai akademisi, peneliti, maupun aktivis, akan selalu dikenang. Faisal adalah sosok yang tidak hanya pandai merumuskan kebijakan ekonomi, tetapi juga memiliki kepekaan sosial yang mendalam terhadap nasib rakyat kecil.
Sebagai seorang intelektual yang selalu membela kepentingan publik, warisan pemikiran Faisal Basri akan tetap relevan dalam upaya menciptakan ekonomi yang lebih adil dan inklusif di masa mendatang.
Selamat jalan, Faisal Basri. Indonesia kehilangan seorang pejuang ekonomi yang selalu berpihak pada rakyat.
Editor : Dinda