PBB: Israel Bertanggung Jawab Atas Kejahatan Kemanusiaan Selama Perang Gaza
Jakarta, Deras.id – Israel dan Hamas sama-sama bertanggung jawab atas kejahatan perang di Gaza sejak Oktober 2023. Tetapi hanya Israel yang terbukti bertanggung jawab atas terjadinya kejahatan kemanusiaan dalam perang yang telah memakan korban hamper 38 ribu jiwa warga Palestina ini.
Hal ini merupakan Kesimpulan Komisi penyelidikan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terhadap Wilayah Pendudukan Palestina yang disampaikan dalam dialog interaktif bersama Dewan Hak Asasi Manusia PBB serta perwakilan dari Israel dan Palestina kemarin.
Navi Pillay, ketua komisi mengungkapkan telah melakukan dua penyelidikan secara paralel sejak 7 Oktober 2023. Penyelidikan pertama terhadap serangan Hamas dan kelompok bersenjata Palestina lainnya di Israel pada 7 – 8 Oktober, dan kedua terhadap operasi militer Israel di Gaza antara 7 Oktober – 31 Desember.
Dari rangkaian penyelidikan tersebut, komisi menyimpulkan bahwa Israel bertanggung jawab atas kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan serta pelanggaran hukum humaniter dan HAM internasional. Sementara perihal serbuan di Israel, komisi menyimpulkan Hamas dan kelompok-kelompok bersenjata Palestina lainnya bertanggung jawab atas kejahatan perang.
Komisi tersebut mengatakan kedua belah pihak bertanggung jawab atas kekerasan seksual berbasis gender oleh pasukan Israel untuk mempermalukan komunitas Palestina. Pola kekerasan yang sama terhadap perempuan Israel dilakukan pelaku asal Palestina.
Kantor HAM PBB (OHCHR) mengatakan pada hari yang sama bahwa pasukan Israel mungkin telah berulang kali melanggar hukum perang dan gagal membedakan antara warga sipil dan pejuang di Gaza.
Dalam laporan mengenai enam serangan Israel yang mematikan, OHCHR mengatakan pasukan Israel “mungkin secara sistematis melanggar prinsip pembedaan, proporsionalitas, dan kewaspadaan dalam melakukan serangan”.
“Persyaratan untuk memilih cara dan metode peperangan yang menghindari atau setidaknya meminimalkan kerugian sipil tampaknya terus-menerus dilanggar dalam kampanye pengeboman Israel,” kata Komisioner Tinggi HAM PBB Volker Turk.
Laporan OHCHR merinci enam insiden yang terjadi antara 7 Oktober dan 2 Desember, yang memungkinkan mereka menilai jenis senjata, cara dan metode yang digunakan Israel dalam serangan-serangan tersebut.
“Kami merasa penting untuk mempublikasikan laporan ini sekarang, terutama karena kasus beberapa serangan ini sudah delapan bulan berlalu, dan kami belum melihat adanya investigasi yang kredibel dan transparan,” kata juru bicara OHCHR Ravina Shamdasani.
Perang Tanpa Akhir
Perang genosida Israel di Gaza belum menunjukkan tanda-tanda akan berhenti. Bahkan laporan terbaru mengungkapkan tank dan pesawat tanpa awal Israel membombardir kerumuman warga Palestina yang sedang menunggu bantuan di Rafah. Sembilan warga Palestina tewas dan 30 orang lain terluka.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berulangkali menegaskan tak akan menghentikan serangan sampai Hamas dikalahkan. Tetapi apa ukuran kekalahan Hamas? Bahkan Juru Bicara Militer Israel sendiri, Daniel Hagari menyatakan mustahil melenyapkan Hamas karena organisasi itu telah menjadi ideologi.
“Hamas adalah sebuah ide. Mereka yang berpikir bahwa Hamas dapat menghilangkan adalah salah. Siapa pun yang menawarkan solusi ini menyesatkan publik,” kata Hagari kepada Israel Channel 13.
Lebih dari itu, ada potensi perang meluas setelah terjadi peningkatan eskalasi serangan antara Israel yang dibantu Amerika Serikat dengan kelompok Hezbollah di Lebanon Selatan. Pemimpin Hezbollah Hassan Nasrallah telah mengeluarkan peringatan keras kepada Israel, mengancam perang tanpa pengekangan dan tanpa aturan dan tanpa batasan jika terjadi serangan besar-besaran Israel terhadap Lebanon.
Pernyataan Nasrallah pada hari Rabu datang di tengah meningkatnya ketegangan di perbatasan Lebanon-Israel setelah para pejabat Israel menegaskan kembali bahwa negaranya siap untuk perang habis-habisan melawan Hizbullah.
“Semua yang dikatakan musuh dan ancaman serta peringatan yang disampaikan oleh para mediator – dan apa yang dikatakan di media Israel – tentang perang di Lebanon tidak membuat kami takut,” kata Nasrallah dalam pidatonya melalui rekaman video.