Nasional, Deras.id – Luhut Binsar Pandjaitan selaku Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) buka suara terkait keberhasilan komoditas tambang khususnya nikel go international.
Sejarah baru tersebut dicatat setelah bursa komoditas keamanan dunia London Metal Exchange (LME) menerima pencatatan merek nikel hasil produksi tanah air, dengan series “DX-zwdx”.
Merespons itu Luhut ekspresikan keberhasilan itu dengan rasa bahagia, karena Indonesia adalah negara dengan produksi nikel terbesar di dunia.
“Saya juga mau laporkan pertama kali Indonesia masuk di LME di London yang selama ini kita di-ignore. Dengan kita masuk, maka Indonesia sekarang itu, mimpi saya yang tentukan harga nikel di dunia, itu sebabnya Australia marah karena merasa Indonesia bisa,” jelas saat Rapat Kerja di Badan Anggaran DPR RI, Rabu (05/06/2024).
“Ya kita bisa. Bangsa ini hebat kok, yang kita selama ini ditoko-tokoin ya bodohnya kita. Tapi sekarang kita prove it,” sambungnya.
Dengan tegas Luhut sebut produksi nikel pada tahun 2023 lalu sudah mencapai US$ 40 miliar atau sekitar Rp640 triliun (asumsi kurs Rp16.000 per US$).
Sebagaimana yang sudah diketahui publik bahwa sejak bulan Januari tahun 2020 negara Indonesia menghentikan ekspor bijih nikel dan hanya memilih dikelola sendiri.
“Saya sampaikan pertumbuhan ekonomi melalui industrialisasi dan hilirisasi ini terus berlanjut, dulu kita ekspor 1,5 miliar dolar atau 2 miliar dolar, tahun lalu kita sudah 40 miliar dolar,” papar Luhut di Badan Anggaran DPR RI, Rabu (05/06/2024).
Menurut Luhut jika tidak ada hilirisasi pencapaian ekspor tidak akan pernah berhasil.
“Kalau tanpa ini, ekonomi kita hari ini sudah akan goyah,” sambungnya.
Penulis: M.F.S.A I Editor : Dinda