7 Faktor MU Bisa Meredam Manchester City
Jakarta, Deras.id– Fakta bahwa semua orang memprediksi City akan mengalahkan United menjadi bukti bagaimana kuatnya dominasi The Citizen di Liga Inggris. City merupakan unggulan utama menurut pengamat dan semua bursa taruhan. Beberapa tempat menawarkan 1/3 peluang untuk kemenangan bagi anak asuh Pep Guardiola.
Manchester City baru saja menjadi juara Liga Primer untuk keempat kalinya secara beruntun. Sementara United hanya finish di peringkat delapan, penampilan terburuk mereka di era Liga Primer. City meraih 31 poin lebih banyak dari United dan mencetak 39 gol tambahan. City tidak terkalahkan di kompetisi apapun pada waktu normal sejak bulan Desember, sedangkan United telah kalah dalam 19 kesempatan musim ini di semua kompetisi. Kedalaman skuad, mentalitas, dan capaian musim ini, membuat City hampir unggul dari semua sektor atas United.
Terlepas dari semua prediksi negatif yang mengarah pada MU, anak asuh Erik ten Hag berhasil memberikan kejutan pada final Derby Machester tersebut. Setan Merah tampil bringas dan sukses mempermalukan City dengan skor 1-2. Kemenangan ini menjadi prestisius pasalnya United musim ini tidak jadi puasa gelar.
MU tampil solid dalam bertahan dan menyerang. Membuat penetrasi dan shoot luar kotak pinalti andalan City hampir tidak berjalan sama sekali. Ada beberapa faktor yang dinilai menjadi sebab memenangan MU atas City.
Mentalitas Tim yang Tidak Diunggulkan atau Underdog
Tampil dengan status United sebagai underdog menjadi keuntungan sendiri bagi Setan Merah. Hal tersebut membuat MU bermain lebih lepas tanpa tekanan. Sedangkan City yang datang sebagai Jawara tampil dengan penuh tuntutan. Mengawinkan gelar, bermain solid dengan determinasi yang tinggi terus menjadi tuntutan publik atas The Citizen. Tuntutan tersebut secara tidak langsung menjadi beban bagi skuad The Citizen yang dapat mempengaruhi mental dan ketenangan pemain diatas lapangan.
“Bagi saya pribadi, itu memberi saya lebih banyak energi,” kata fullbeck Uniyed, Diogo Dalot.
City Masih dalam Euforia Perayaan Juara
Manchester City sedang dalam perayaan trofi Primer League yang diraihnya secara empat kali beruntun. Di satu sisi, Manchester City menjelma sebagai tim profesional yang sempurna. City selalu berada dalam kondisi yang sempurna pada tahap krusial musim ini. Mereka memiliki seorang pelatih yang tidak mentolerir standar yang menurun. Di sisi lain, mereka sangat suka berpesta, dengan Jack Grealish sebagai poster boy dalam pesta mereka.
Beberapa legenda United berharap bahwa mereka masih akan merasakan efek dari perayaan mereka di Wembley. Seperti yang dikatakan oleh Gary Neville di Stick to Football satu hari sebelum pertandingan.
“Hal pertama yang saya pikirkan dan saya harap itu benar. Apakah kamu pikir City akan memiliki malam yang menyenangkan di hari Minggu malam, seperti sedang mabuk? Hanya beberapa hari dan itu membuat anda sedikit mundur. Kami melakukannya 20 tahun yang lalu. Saya berharap mereka masih merayakannya!”.
Di sisi lain Manchester United terus berbenah dan mempersiapkan duel tersebut sejak musim masih bergulir. Mereka lebih mengambil banyak waktu untuk menyiapkan skuad yang prima dalam upaya meredam Walker dkk.
Kembalinya Barisan Pertahanan
Musim United dihadapkan pada badai cedera sepanjang musim berjalan. Anak asuhan Ten Hag mengalami lebih dari 60 cedera terpisah dengan para pemain yang absen di lebih dari 350 pertandingan. Ten Hag tidak ragu menyebutkan bahwa situasi tersebut merupakan alasan mengapa timnya tampil begitu buruk.
Namun seolah ditakdirkan tampil full power di Wembley. Dua Bek tangguh United, Lisandro Martinez dan Raphael Varane pulih lebih cepat dan langsung tampil sejak menit awal. Selain itu striker andalan United, Marcus Rashford juga turut mengisi barisan penyerang United.
Kembalinya beberapa pemain terbaiknya, membuat United tampil berbeda. Pertahanan terakomodir dengan baik dan barisan serangan sangat merepotkan merepotkan dengan sprint dan rotasi Rasford – Garnacho.
Gairah Pemain Muda
Satu sisi positif dari musim yang buruk ini bagi United adalah kemunculan para bintang muda mereka. Kobbie Mainoo telah mengunci tempatnya di lini tengah dan terbukti sebagai salah satu pemain paling menarik perhatian di publik United. Sedangkan Alejandro Garnacho terus berkembang di musim pertamanya di tim utama. Rasmus Hojlund tampil gemilang saat berada dalam kondisi fit dan mencetak gol dalam dua penampilan terakhirnya. Amad Diallo juga tampil berbahaya setiap kali ia bermain, mencetak gol-gol brilian ke gawang Liverpool dan Newcastle.
“Kami semua para pemain muda, bersama Amad juga, kami bersenang-senang bersama dan kami semakin dekat musim ini,” ujar Mainoo pekan ini.
Fakta bahawa pemain-pemain muda tersebut menjadi pembeda dalam laga final tersebut adalah saat kedua gol kemenangan United lahir dari aksi Kobbie Maino dan Alejandro Garnacho.
Motivasi Lebih
Manchester United musim ini memang sangat tidak konsisten. Mereka mencatatkan kekalahan hampir lebih dari separuh dari kemenangan yang diraih oleh Manchester City. Mereka bahkan finish di posisi ke 8 Liga Inggris. Hal tersebut menjadi yang terburuk dalam sejarah tim. Kondisi ini berujung pada kebijakan klub untuk mencari juru taktik baru. Erik ten Hag dikabarkan akan diganti pada akhir musim.
Di sisi lain skuad Manhcester United sangat nyaman dengan sentuhan ten Hag. Hampir semua pemain bersepakat bahwa faktor utama MU kehilangan konsistensinya adalah hilangnya beberapa pemain kunci mereka akibat cedera. Di tengah banyaknya kecaman atas capaian musim ini, MU secara perlahan berhasil merangsek ke partai Final FA Cup dengan susah payah melewati hadangan Liverpool di perempat final. Melawan rival sekotanya, menjadi motivasi sendiri bagi United untuk menegaskan siapa Manchester yang sebenarnya.
Kembalinya beberapa pemain kunci, hadiah terbaik untuk ten Hag, dan gengsi rivalitas Manchester menjadi bahan bakar lebih untuk MU mampu meredam ledakan Manchester City.
Turunnya Peforma Beberapa Pemain Kunci Manchester City
Hampir serupa dengan United, Manchester City juga dihantui dengan turunnya performa beberapa pemain pilarnya akibat Cidera. Kevin De Bruyene, Jack Grealish dan Erling Haland kadang kehilangan magisnya ketika melakoni laga-laga penting. Hal tersebut dimanfaatkan oleh Manchester United dengan menutup rapat semua ruang tembak dari kotak pinalti. Skema yang menjadi andalan City apabila pemain pilarnya sedang tidak pada top perform.
Manchester City Terlalu Memandang Remeh Setan Merah
Mencolok sekali bagaimana apa yang dilakukan pelatih Manchester City, Pep Guardiola. Juru taktik yang dikenal dengan sikap yang agresif di pinggir lapangan itu, secara tiba-tiba duduk di bangku penonton. Pep seolah yakin tim nya bisa menyelesaikan tugas tanpa arahananya di pinggir lapangan. Beruntungnya MU cepat menyadarkan eks pelatih Barcelona tersebut dengan dua gol yang ia jebloskan ke gawang Ortega. Pep kemudian mulai bereaksi dengan turun dan memandu timnya di pinggir lapangan seperti biasa.
Penulis: Rizal l Editor: Apr
Foto:lan Waiton
Hastag : #Manchester United #Manchester City
Kategori Berita : Olahraga