NOL TROFI LAGI: Barcelona Jadi Raksasa Liga Yang Pesakitan
Jakarta, Deras.id- Barcelona musim ini kembali mengalami masalah dengan konsistensi permainan. Goal bahkan sampai menulis artikel yang menyebut Barcelona salah satu yang terburuk di Eropa musim ini. Dilihat dari klasemen La Liga sebetulnya Barcelona masih menjadi salah satu yang terbaik. Barca masih berada di urutan kedua di bawah rival abadinya, Real Madrid. Namun El Barca kerap kehilangan poin-poin penting ketika menghadapi tim yang notabene kualitasnya jauh di bawah mereka. Itu yang membuat Barca kini berjarak sepuluh poin dari Real Madrid di puncak klasemen.
Masalah konsistensi Barca bisa dilihat saat Los Cules ditahan imbang Rayo Vallecano dan Granada, ditahan 5-3 oleh Villarreal di markasnya sendiri serta dua kali dipermalukan Girona. Dari empat pertandingan tersebut bisa disimpulkan bahwa ada yang salah dari Barca. Hal ini tentu bukan sepenuhnya salah Xavi, ada banyak faktor yang mempengaruhi penurunan performa Barca sehingga mudah kalah dan mudah kebobolan.
Hingga jornada ke-36, saat Real Madrid baru kalah sekali Barcelona sudah mengalami lima kali kekalahan di La Liga. Sekarang di Liga Champions, Barcelona sudah mengalami tiga kali kekalahan. Dua di fase grup dan satu di babak perempat final kontra PSG. Jumlah kekalahan Barcelona di fase grup sama seperti Porto yang finis di belakangnya dan lebih banyak dari Arsenal, PSV, Real Sociedad, Inter, hingga Dortmund. Di Copa del Rey perjalanan Barcelona juga tidak kalah menyedihkan. Barcelona dihajar Athletic Bilbao di perempat final dengan skor telak 4-2. Barca juga dengan mudahnya kalah atas Real Madrid 4-1 di final Piala Super Spanyol. Padahal di semifinal mereka menang meyakinkan atas Osasuna.
Salah satu yang paling mencolok dari peforma Barca adalah di sektor pertahanan. Musim lalu, Barcelona mengakhiri musim 2022/23 dengan hanya kebobolan 20 gol saja. Hal tersebut menjadi salah satu yang terbaik di Eropa. Sedangkan musim ini pertahanan Barcelona yang dikomandoi bek sekelas Ronald Araujo sudah kebobolan 43 gol di La Liga. Jumlah kebobolan itu hampir dua kali lipat lebih banyak dari Real Madrid. jumlah kebobolan Barcelona itu bahkan lebih banyak dari tim yang berada di belakang mereka di tabel La Liga. Bilbao (37), Real Betis (41), Sociedad (37), Valencia (39), bahkan Mallorca (41) jumlah kebobolannya lebih sedikit dari Blaugrana.
Mengutip Sportsmole, karena sering kebobolan, Barcelona sampai-sampai pernah menyandang status tim dengan pertahanan terburuk di awal tahun 2024. Padahal Barca telah mendatangkan bek-bek terbaik di pasaran, seperti Jules Kounde, Andreas Christensen, serta Inigo Martinez.
Beberapa pemain kunci Barcelona juga sedang mengalamai penurunan peforma. Robert Lewandowski yang musim lalu jadi andalan dalam hal mencetak gol tiba-tiba seperti kehilangan sentuhan magisnya. Musim lalu, Lewandowski tampil tajam dengan 33 gol di semua kompetisi. Selain itu, ia juga kerap menciptakan peluang untuk rekan-rekannya. Namun, musim ini Lewy baru mencetak 15 gol di semua kompetisi. Jumlah tersebut tidak ada separuhnya dari musim lalu.
Pemain belakang Barcelona dinilai sudah berusaha sekuat tenaga menjaga pertahanannya. Pemain promosi dari Lamasia, Pau Cubarsi juga telah memperlihatkan kelasnya. Namun penyebab pertahanan Barcelona tetap buruk sedikit banyak terjadi ketika Marc-Andre Ter Stegen cedera. Penjaga gawang pelapis, Inaki Pena memang penjaga gawang yang baik. Pena berkembang dan mampu melakukan penyelamatan hebat. Namun Pena tidak sehebat penjaga gawang asal Jerman tersebut. Selama dimainkan dalam 10 laga di Liga Spanyol, Pena hanya melakukan 22 penyelamatan.
Ter Stegen juga tidak mampu kembali ke bentuk permainan terbaiknya setelah pulih dan kembali mengawal gawang Barcelona. Performanya jauh lebih buruk dari musim lalu. Musim ini, Ter Stegen cuma melakukan 63 penyelamatan dari 25 laga di La Liga. Jumlah penyelamatan tersebut tertinggal jauh dari kiper tim yang bahkan lebih lemah dari Barcelona. Kipernya Villarreal, Filip Jorgensen sudah melakukan 141 saves. David Soria, kipernya Getafe, jumlah penyelamatannya sampai 115. Bahkan Ter Stegen masih kalah dari kiper Las Palmas, Alvaro Valles yang melakukan 100 penyelamatan di La Liga musim ini.
Selain gampang kebobolan dan gampang kalah, Barcelona juga gampang kena comeback. Di Liga Champions, Barcelona unggul lebih dulu atas PSG di leg pertama. Namun, dicukur habis 1-4 di hadapan pendukung sendiri pada leg kedua. Di La Liga, Barcelona juga beberapa kali terkena comeback. Menghadapi Girona tempo hari EL Barca sudah mampu unggul 2-1 di babak pertama, namun setelahnya Barca kebobolan tiga gol di babak kedua. Di perempat final Copa del Rey situasi yang sama juga terjadi. Barcelona unggul 2-1 di babak pertama. Namun, di babak kedua, Athletic Bilbao malah menyamakan kedudukan. Barcelona semakin terpuruk ketika gol Williams bersaudara di extra time mengubur mimpi Barcelona untuk meraih gelar Copa Del Rey.
Selain performa yang menyebabkan Barcelona kehilangan konsistensinya, problem finansial masih menjadi masalah kalasik bagi Barca. Blaugrana dibatasi pergerakannya di bursa transfer dan pengeluaran tahunan untuk gaji. Hal tersebut juga menyulitkan Xavi untuk meyusun skuadnya dengan baik.
Penulis: Rizal l Editor: Apr