Jakarta, Deras.id- Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Mohammad Faisal, memastikan bahwa ketersediaan Cadangan Beras Nasional (CBN) akan mencukupi kebutuhan konsumen selama bulan suci Ramadan 2024. Perkiraan cadangan beras tersedia sekitar 1,5 juta ton hingga 2 juta ton beras.
“Beras itu sebetulnya cadangannya cukup. Secara CBN, perkiraan saya walaupun belum masuk musim panen sekitar 1,5 juta ton sampai 2 juta ton,” kata Faisal saat ditemui di Hotel Mercure Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Rabu (13/3/2024).
Meski demikian, Faisal mengekspresikan kekhawatiran terhadap kemampuan pemerintah dalam mendistribusikan CBN secara merata. Ia menilai bahwa masalah distribusi menjadi fokus penting yang perlu diperhatikan oleh pemerintah untuk memastikan seluruh masyarakat dapat mengakses beras dengan mudah.
“Masalahnya, distribusinya ada di mana? Itu yang jadi rantai masalah karena masalah distribusi juga menjadi penting,” ucap Faisal.
Faisal juga memberikan tanggapannya terhadap kenaikan harga beras selama Ramadan 2024, yang menurutnya disebabkan oleh pergeseran musim panen. Ia menjelaskan bahwa harga beras menjadi mahal pada bulan Februari karena belum masuk masa panen, sementara pada tahun-tahun sebelumnya panen telah dimulai pada bulan tersebut.
“Ferbuari kemarin makanya harga beras jadi mahal karena belum masuk panen. Padahal, biasanya sudah masuk panen di tahun-tahun sebelumnya,” ujar Faisal.
Menurut Faisal, pola kenaikan dan penurunan harga beras mengikuti siklus panen raya yang biasanya terjadi dua kali dalam setahun. Ia memperkirakan harga beras akan mulai menurun saat panen raya tiba, terutama menjelang perayaan Idulfitri pada bulan April 2024.
“Jadi polanya memang begitu di awal tahun bahkan di akhir tahun Desember-Januari sudah mahal, tetapi begitu panen raya masuk itu (harga) turun,” tandas Faisal.
Pada akhirnya, Faisal menekankan bahwa faktor distribusi yang baik sangat penting untuk menjaga harga beras tetap stabil, terutama saat permintaan meningkat menjelang perayaan lebaran. Dia berharap bahwa pemerintah dapat memperhatikan masalah distribusi ini dengan serius agar masyarakat tidak mengalami kesulitan dalam memperoleh beras selama Ramadan dan Idulfitri.
“Ketika demand itu tinggi karena faktor lebaran, dan kalau suplainya juga tinggi, ini mestinya harga tidak terlalu tinggi,” pungkasnya.
Dengan demikian, meskipun ketersediaan CBN dipastikan mencukupi, tantangan terbesar tetap terletak pada distribusi yang efektif untuk memastikan beras tersedia secara merata di seluruh Indonesia.
Penulis: Putra Alam | Editor: Saiful