Jakarta, Deras.id – Pengamat komunikasi dari Universitas Multimedia Nusantara Serpong Ambang Priyonggo mengatakan hasil survei terbaru Politika Research & Consulting menunjukkan elektabilitas Anies Baswedan menguat pascadeklarasi dengan Ketum PKB Muhaimin Iskandar sebagai cawapres. Survei tersebut membuktikan bahwa Gus Muhaimin masih menjadi representasi politik dari kalangan nahdliyin terutama di wilayah Jawa Timur.
“Kunci di Jawa Timur kan memang lewat nahdliyin atau Nahdlatul Ulama (NU). Dalam konteks ini, peran Gus Muhaimin memang pas, karena Gus Imin sebagai trah pendiri NU KH. Bisri Syamsuri dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) memang diakui atau tidak merupakan representasi politiknya kalangan nahdliyin, khususnya di Jawa Timur,” kata Ambang dalam keterangan tertulisnya pada Minggu (17/9/2023).
Ambang menegaskan bahwa PKB merupakan suara nahdliyin yang memiliki suara terbanyak di wilayah jawa. Hal tersebut yang membuat pasangan Anies dan Muhaimin bisa meraup suara banyak di kalangan nahdliyin.
“Faktanya, PKB itu adalah suara nahdliyin, sehingga besar potensi bagi Anies dan Muhaimin untuk dapat meraup suara nahdliyin,” ujar Ambang.
Di sisi lain, hasil survei PRC menunjukkan elektabilitas Prabowo dan Ganjar di Jawa Timur turun pascadeklarasi pasangan Anies dan Muhaimin di Jatim. Menurutnya, hal tersebut tak lepas dari PKB dan Gus Imin.
“Tetapi sejauh apa tren kenaikan itu akan berlanjut, memang harus dilihat dan dicermati lagi ke depannya,” ucap Ambang.
Ambang mengungkapkan Gus Imin menjadi penentu kemenangan dalam Pilpres 2024 mendatang. sebab sejak awal sosok Gus Imin didukung dan digadang-gadang para kiai dan pondok pesantren di wilayah Jawa Timur untuk berkontestasi di Pilpres 2024.
“Banyak kiai dan pondok pesantren di Jawa Timur mendukung Muhaimin sejak awal. Dan di nahdliyin itu, fenomena patron klien, sangat kental. Para santri akan patuh kepada kiai panutannya, samina wa athona. Apalagi Anies juga sudah berkeliling ke pondok pesantren dan sowan ke kiai di seluruh Jawa Timur dan diterima dengan baik,” tuturnya.
Penulis: Fia l Editor: Ifta