Bernasib Sial, Lee Ajin Ikut Terseret Kasus Baru Kim Hieora
Jakarta, Deras.id – Nama Kim Hieora kini tengah jadi sorotan publik usai dituding menjadi pelaku bullying semasa SMP. Tudingan bullying belum usai, dia mendapat tuduhan baru sebagai pelaku pelecehan terhadap sesama aktris yang turut menyeret nama aktris Lee Ajin.
Kasus ini bermula pada Rabu (6/9/2023), sebuah postingan berjudul ‘Insiden saat Kim Hieora dan Lee Ajin melecehkan seorang aktris secara seksual’ di Theqoo menjadi viral. Dalam postingan tersebut, seorang netizen mengaku bahwa aktris A dilecehkan oleh Kim Hieora dan Lee Ajin saat melakukan siaran langsung di Instagram.
Netizen tersebut mendeskripsikan aktris A, sebagai selebriti yang kerap melakukan siaran langsung di Instagram dengan menjawab sejumlah pertanyaan dari para penggemar. Aktris ini belum menikah, publik juga tidak pernah memergokinya berkencan dan dia tidak pernah membicarakan soal rencana menikah.
Suatu ketika, saat aktris A melakukan siaran langsung, dia mulai menerima sejumlah pertanyaan yang berisi pelecehan, seperti menanyakan apakah dia hamil atau apakah dia punya rencana untuk hamil. Para penggemar yang saat itu tengah menonton siaran langsungnya, kemudian melaporkan komentar-komentar yang berisi pelecehan tersebut. Setelahnya mereka menemukan fakta mengejutkan yang akhirnya menyeret nama Kim Hieora dan Lee Ajin dalam kasus ini.
“Namun jika Anda melaporkan seseorang yang Anda ikuti selama siaran langsung, namanya akan muncul. Saya rasa Kim Hieora dan Lee Ajin tidak mengetahui hal ini. Jadi, para penggemar aktris tersebut mengetahui bahwa orang yang melecehkannya adalah Kim Hieora dan Lee Ajin,” tutur seorang netizen.
Netizen pun membanjiri postingan tersebut dengan kritikan yang ditujukan kepada Kim Hieora dan Lee Ajin atas perilakunya yang dinilai tidak pantas. Fakta mengejutkan lainnya adalah baik Kim Hieora maupun Lee Ajin pernah terlibat dalam proyek ‘Eugene and Eugene’ yang mengangkat kisah tentang korban pelecehan seksual saat masih anak-anak. Netizen mengaku kecewa dengan karakter mereka yang sangat buruk dan dianggap belum bisa memahami pentingnya sensitivitas terhadap isu-isu gender.
Penulis: Dinda | Editor: Apr