Edwin Super Bejo Sering Salat Sebelum Sang Ibu Meninggal
Jakarta, Deras.id – Presenter kondang Edwin Super Bejo menceritakan masa-masa terakhir bersama almarhumah sang ibu yakni Hasanah sebelum meninggal dunia. Semasa dirawat, Edwin senantiasa menemani sang ibu karena memang ingin mencari muka kepada perempuan yang melahirkannya tersebut.
“Sebenarnya saya ini pas ibu sakit saya cari muka terus. Cari mukanya saya selalu salat di depan ibu karena orang tua itu memimpikan anak-anaknya saleh dan salihah, supaya ada yang bisa mendoakan dia,” ucap Edwin di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, semalam, Rabu (6/9/2023).
“Dia nggak minta anaknya sukses, terkenal, dan kaya raya, cuma minta anak-anaknya salih dan salihah. Senanglah insyaallah husnul khatimah,” sambungnya.
Selama ini sang ibu telah berusaha melawan kanker serviks yang dia idap. Edwin tak menyangka benjolan atau tumor tersebut begitu cepat menyebar hingga berkembang menjadi kanker serviks.
“Ibu saya itu awalnya ada tumor kecil, kemudian terus ternyata jadi serviks yang juga lumayan. Saya nggak tahu bisa terjadi seperti itu, cuma ibu saya nggak mau di kemo karena kata dokter obatnya cuma kemo nggak ada cara lain. Sebenarnya kalau saya ulang cerita jadi jauh ya, ya gitu kalau kanker nggak ada obatnya hanya kemo atau disinar. Ya hanya memperpanjang umur sekian lamalah,” tuturnya.
Sebelumnya, Edwin menjelaskan bahwa dirinya dan sang ibu sudah melakukan konsultasi dengan dokter bahwa untuk menghilangkan kanker tersebut solusi yang dilakukan yakni dengan melakukan kemo atau sinar namun ibunya menolak. Dirinya pun menjelaskan bahwa kemo hanya usaha untuk memperpanjang hidup.
“Dokter sudah care sama saya, saya tanya juga dan katanya, ‘Emang usia ibu kamu kalau dari kedokteran secara statistik cuma sekian sisanya’. Ya saya bisa menghibur ibu, ya prosesnya sakit, lemas, kemudian ke ginjal, ginjal nggak berfungsi. Kanker itu kalau nggak diobati akan menjalar cepet banget,” jelas Edwin.
Lantas takdir sudah mengariskan nasib setiap manusia. Pada usia 72 tahun sang ibunya menghembuskan nafas terakhirnya. Edwin merasa didetik-detik sisa umur sang ibu dirinya telah membahagiakan sang ibu dengan berusaha menjadi orang yang baik dan taat agama.
“Cuma apa pun yang pasti manusia itu ya mati. Jadi ya menerima gitu, ya insyaallah. Mama agak lama di RS, saya bilang, ‘Ma insyaallah anak-anak mama jadi orang yang saleh dan salihah’. Ya saya ceritakan kebaikan ibu saya biar ibu saya meninggalnya tenang tidak merasakan sakit. Saya ceritain kesalihahan dia. Saya tanya sama ustaz cara caranya biar meninggalnya enak, diceritakan kebaikannya,” tukasnya.
Penulis: Una l Editor: Ifta