Buton Utara, Deras.id – Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Wamendes PDTT) menjelaskan, BUM Desa harus didorong untuk tidak hanya selalu menjual bahan baku atau komoditas primer saja.
Pengolahan dan peningkatan nilai tambah merupakan hal utama yang harus ditekankan oleh pelaku usaha di desa saat ini. Pasalnya, produk yang telah diolah akan punya kualitas dan harga jual yang lebih tinggi, sehingga meningkatkan daya saing di pasar ekspor.
“Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi mendukung desa-desa yang bernisiatif sebagai episentrum pertumbuhan ekonomi khususnya pada kegiatan pengembangan dan proses hilirisasi pada peningkatkan nilai tambah produk unggulan desa,” ungkap Wamendes PDTT Paiman Raharjo dalam Seremoni Pelepasan Ekspor Jagung dan Rumput Laut, Kabupaten Buton Utara, Sulawesi Tenggara, Kamis (10/8/2023).
Lebih luas, Wamendes Paiman menegaskan, pelaksanaan kegiatan pengembangan produk unggulan tersebut, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi bekerja sama dengan Pemerintah Daerah dan PT Astra International Tbk melalui program Peningkatan Ekonomi Masyarakat Berbasis Desa Sejahtera Astra (DSA) sejak tahun 2018.
Program ini difokuskan pada pemberdayaan kewirausahaan di tingkat desa sesuai dengan potensi/produk unggulan desa masing-masing.
Wamendes Paiman juga menjelaskan, warga desa harus menyiapkan kompetensi yang dibutuhkan pada setiap segmen pasar. Sebab hal itu menjadi peluang besar warga desa untuk meningkatkan kualitas hidup dan penghasilannya secara maksimal.
“Penyelenggaraan dan pelaksanaan kegiatan Desa Sejahtera Astra (DSA) ini selaras dengan tugas Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi dalam menyelenggarakan pembangunan dan pemberdayaan desa dan perdesaan, pemberdayaan masyarakat desa, percepatan pembangunan daerah tertinggal, serta pengembangan dan pembangunan kawasan transmigrasi, yang salah satunya berfokus pada pemberdayaan kewirausahaan di tingkat desa,” papar Rektor Universitas Moestopo Beragama itu.
Paiman menerangkan, sejauh ini, Desa memiliki beragam potensi sumber daya alam yang cukup melimpah ruah. Dari 74.961 Desa, sebanyak 61.821 desa memiliki potensi pertanian, 20.034 desa memiliki potensi perkebunan. Hingga 12.827 desa memiliki potensi perikanan, 7.275 desa memiliki potensi wisata, dan 64.587 desa memiliki potensi energi terbarukan, serta 1,8 juta komoditas UKM berada di Desa.
Hal ini menunjukkan, lanjut Paiman, desa dalam dua periode Pemerintahan Presiden Joko Widodo berhasil berdiri dengan potensinya masing-masing.
Hal itu selaras dengan cita-cita Presiden Joko Widodo yang ingin membangun kemandirian Indonesia dari (perdesaan) pinggiran. Di samping itu, kata Paiman, Presiden juga mengimbau bahwa pemanfaatan APBN 2023 harus produktif dengan berfokus pada prioritas-prioritas nasional, terutama yang berkaitan dengan ekonomi kerakyatan, ekspor, dan investasi.
“Presiden Joko Widodo menginginkan produk-produk yang dihasilkan oleh masyarakat desa tidak hanya dipasarkan di pasar domestik, melainkan dapat masuk pasar ekspor, dalam konteks ini BUM Desa/BUM Desa bersama dapat menjadi salah pelakunya atau sebagai konsolidator produk unggulan di perdesaan,” pungkasnya.
Sebagai informasi, dalam hal acara tersebut Wamendes Paiman melepas Produk BUM Desa berupa Jagung pipil kering sebanyak 200 ton senilai 1 milyar rupiah ke Malaysia; serta Rumput laut sebanyak 100 ton senilai Rp2 Miliar rupiah ke China.
Dalam hal ini, ada lima BUM Desa yang berperan sebagai konsolidator dalam mengumpulkan jagung maupun rumput laut dari para petani, di antaranya:
- BUM Desa Harapan Jaya Dampala Jaya;
- BUM Desa Kopasarano Lemo Ea;
- BUM Desa Mataoleo Wasalabose;
- BUM Desa Agar Makmur Langere;
- BUM Desa Taman Sega Koepisino.
Saat prosesi pelepasan ekspor itu ditandai dengan pengguntingan pita yang dilakukan oleh Wamendes Paiman, Gubernur Sulawesi Tenggara, Ali Mazi, Dirjen PEID Kemendes PDTT, Harlina Sulistyorini, serta Wakil Bupati Buton Utara, Ahali.
Penulis: Ifta l Editor: Saiful