Asrama di Selandia Baru Terbakar, Enam Orang Tewas
Selandia Baru, Deras.id – Terjadi kebakaran di sebuah asrama di ibu kota Wellington, Selandia Baru. Setidaknya enam orang tewas setelah kobaran api melanda pada pukul 00:30 (12:30 GMT).
“Ada banyak puing dari atap yang runtuh, tetapi pada tahap ini, kami telah menemukan enam orang,” kata Bruce Stubbs komandan insiden Kebakaran dan Darurat, seperti dikutip dari aljazeera.com, Selasa (16/5/2023).
Pihak berwenang mengatakan bahwa kemungkinan jumlah korban tewas dapat meningkat drastis. Petugas pemadam kebakaran dan tim penyelamat tengah melakukan pencarian di bangunan yang hancur.
Akan tetapi pencarian penuh di tempat itu tidak mungkin dilakukan karena tingkat kerusakan yang berat akibat kebakaran.
“Kami tidak akan tahu, bagaimana orang-orang itu tewas pada tahap ini sampai kami bekerja dengan polisi dan penyelidik kebakaran kami untuk menentukannya dengan koroner. Saat ini, saya sedang mengerjakan enam dan polisi bekerja dengan tim mereka untuk menentukan orang lain,” tambahnya.
Sebelumnya, polisi mengatakan 11 orang masih hilang sementara 52 orang telah melarikan diri dari gedung, dengan sedikitnya lima orang diselamatkan dari atap oleh petugas pemadam kebakaran. Lima dibawa ke rumah sakit, dengan dua kondisi serius.
Disisi lain, penduduk Loafers Lodge, Tala Sili mengatakan dia melihat asap masuk ke bawah pintunya dan membukanya untuk menemukan lorong penuh asap. Dia memutuskan untuk melompat keluar jendela ke atap dua lantai di bawah.
“Itu menakutkan, sangat menakutkan, tapi saya tahu saya harus melompat keluar jendela atau hanya membakar di dalam gedung,” katanya.
Lalu seorang penghuni lainnya juga mengatakan alarm kebakaran akan berbunyi secara teratur do asrama, tetapi tidak ada yang berbunyi untuk mengingatkan penduduk akan kebakaran tersebut.
Chris Fincham salah satu penghuni asrama tersebut menambahkan bahwa dia hanya disiagakan karena orang-orang meneriakkan peringatan.
“Saya mendengar suara dari lorong mengatakan evakuasi, evakuasi, tempat ini terbakar, dan saya tidak terlalu memikirkannya karena alarm kebakaran akan berbunyi dua atau tiga kali seminggu dan kami mengabaikannya,” katanya.
Penulis: Andre l Editor: Saiful