China Kirim Utusan ke Eropa Bahas Perdamaian Ukraina
Beijing, Deras.id – China akan mengirim utusan khusus ke Ukraina, Rusia dan negara-negara Eropa lainnya. Juru bicara kementerian luar negeri China Wang Wenbin mengatakan bahwa tujuan perjalanan tersebut untuk membahas penyelesaian konflik di Ukraina.
“Tujuan perjalanan ke Ukraina, Polandia, Prancis, Jerman dan Rusia untuk berkomunikasi dengan semua pihak mengenai penyelesaian politik krisis Ukraina,” kata Wang pada konferensi pers reguler, seperti dikutip dari chanelnewsasia.com, Jumat (12/5/2023).
Beijing mengumumkan bahwa Li Hui duta besar China untuk Rusia akan memimpin delegasi ke Ukraina.
Diplomat China berpangkat tinggi akan mengunjungi negara yang dilanda perang sejak invasi Moskow tahun lalu. Dari Ukraina hingga Timur Tengah, Beijing dalam beberapa bulan terakhir berupaya memposisikan dirinya sebagai mediator dengan peran utama dalam menyelesaikan krisis dunia.
Pernyataan China yang mengambil keputusan untuk netral dalam perang Ukraina telah dikritik karena menolak mengutuk Moskow atas invasi tersebut.
Tur Li menunjukkan komitmen China untuk mempromosikan perdamaian dan pembicaraan, menurut Wang. Ia menambahkan bahwa ini sepenuhnya menunjukkan bahwa China dengan tegas berdiri di sisi perdamaian.
“China bersedia untuk terus memainkan peran konstruktif dalam membangun lebih banyak konsensus internasional mengenai gencatan senjata, penghentian perang, pembukaan pembicaraan damai, dan menghindari eskalasi situasi,” katanya.
Sementara, Menteri Luar Negeri China Qin Gang mengatakan tentang kunjungan Li bahwa kita semua khawatir tentang situasi ini dan kita semua menyerukan perdamaian dan solusi politik. Semua itu yang tengah diperjuangkan China dan telah diserukan sejak hari pertama wabah dari konflik.
Namun pilihan Li, perwakilan khusus pemerintah China untuk Urusan Eurasia, telah menuai kritikan.
Bulan lalu, Presiden China Xi Jinping telah berbicara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy melalui telepon.
Panggilan telepon Xi dengan Zelenskyy, yang dijelaskan oleh presiden Ukraina sebagai panjang dan bermakna. Hal itu mengikuti publikasi Beijing pada bulan Februari tentang kertas posisi 12 poin, yang menyerukan dialog dan penghormatan terhadap kedaulatan teritorial semua negara.
Penulis: Andre l Editor: Saiful