Jakarta, Deras.id – Pengurus Koordinator Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PKC PMII) Jawa Timur merefleksikan 63 tahun usia organisasinya dengan penakanan bahwa sektor politik bukan ruang tunggal aktualisasi kader. Banyak sektor lainnya yang harus dikuasai tanpa mengurangi rasa hormat terhadap kader yang mampu berdiri di sektor politik kancah nasional.
“Prestasi di sektor politik tersebut tentu patut kita apresiasi, sebab generasi PMII di masa lalu memang menisbatkan sektor politik sebagai wadah perjuangan. Sebagaimana cita-cita Mahbub Djunaidi ketika mencetuskan ide khittah plus bahwa tidak mungkin warga NU yang puluhan bahkan ratusan juta jumlahnya itu dibiarkan aspirasi politiknya mengambang begitu saja, haruslah ada wadah haruslah ada tokoh yang menjadi figur di mana aspirasi dan problem jama’ah dapat menemukan jalan keluarnya. Pada titik itulah ruang-ruang politik menjadi relevan,” tegas Ketum PKC Jawa Timur Baijuri melalui keterangan tertulisnya, Senin (17/4/2023).
“Tetapi akan problematis ketika kader memiliki keyakinan bahwa hanya ruang politik-lah yang merupakan pintu ideal jenjang karier seorang aktivis. Bahwa hanya dengan jalan politiklah kewibawaan diri dapat dicapai,” imbuhnya.
Beberapa aktor politik nasional yang merupakan kader PMII adalah Abdul Muhaimin Iskandar, Abdul Halim Iskandar, Khofifah Indar Parawansa, dan Badrut Tamam. Kendati demikian, hingga saat ini belum ada kader yang berhasil menduduki ruang strategis di instansi pemerintahan.
Hal tersebut harus menjadi refleksi karena menunjukkan bahwa PMII belum mampu memegang tonggak estafet tertinggi di sektor yang paling banyak digandrungi. Terlebih jika berkaitan dengan sektor lain seperti akademik maupun bisnis, level kader PMII belum mampu meraihnya.
Terbukti dari belum adanya pimpinan tertinggi kampus bergengsi Tanah Air yang berasal dari kader PMII. Selain itu juga belum berhasilnya kader yang mampu masuk daftar 100 orang terkaya di Indonesia.
“Pada sektor industri, belum ada tanda-tanda munculnya kader PMII dengan etos wirausaha yang kuat. Jika majalah forbes rutin setiap tahun merilis 100 orang terkaya di indonesia maka sepanjang sejarah belum pernah ada kader PMII yang muncul di antara 100 orang terkaya di republik ini,” papar Baijuri.
Sekadar informasi, komposisi lulusan kader PMII berdasarkan tingkatan serta latar belakang akademiknya ialah 43 % lulusan kampus agama, 13 % lulusan jurusan sosial humaniora, jurusan seni budaya 3%, lulusan teknik hanya 3%, lulusan kebijakan publik hanya 6%, dan lulusan kedokteran hanya 0,30%. Angka-angka ini dinilai menunjukkan belum meratanya persebaran akademik kader yang merupakan pekerjaan rumah untuk PMII secara keseluruhan.
Penulis: Ifta l Editor: Saiful