Pacitan, Deras.id – Kasus Leptospirosis telah menyerang warga Pacitan sejak tiga pekan terakhir. Tiga orang warga dari Kecamatan Ngadirojo dan Sudimoro menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit dr Darsono Kota Pacitan setelah dinyatakan terjangkit bakteri leptospira, yakni penyakit yang disebabkan air kencing tikus.
“Ada 3 orang kemarin (Selasa 28 Februari 2023) yang dirujuk ke RSUD Darsono Pacitan untuk lebih intensif mendapatkan perawatan medis. Ketiga pasien tersebut bukan berasal dari wilayah kerja Puskesmas Ngadirojo, melainkan berasal dari desa Wonokarto, Kecamatan Sudimoro,” ujar dr Rini Endrawati, Rabu (1/3/2023).
Kepala Puskesmas Ngadirojo, dr Rini Endrawati mengatakan ada beberapa orang yang diduga terjangkit penyakit ini. Namun dari hasil pemeriksaan tim medis Puskesmas per Februari 2023, 15 orang dinyatakan positif. Sedangkan puluhan warga lainnya tidak terbukti terinfeksi leptospirosis.
Warga yang dinyatakan positif tersebut diantaranya 10 kasus dari Puskesmas Ngadirojo, 5 kasus dari Kecamatan Sudimoro dan 3 kasus diantaranya dirujuk ke rumah sakit karena kondisi yang semakin memburuk.
Kematian akibat leptospirosis biasanya terdapat penyakit penyerta yang membahayakan seperti ginjal dan diabetes. Oleh karenannya, masyarakat diimbau untuk lebih waspada karena leptospirosis ini merupakan penyakit endemis di Pacitan setelah Demam Berdarah Dengue (DBD).
Perlu diketahui, penyebab leptospirosis adalah bakteri leptospira yang ditularkan ke manusia melalui binatang, utamanya rhodent atau binatang pengerat. Paling sering adalah tikus. Leptospira dari cairan tubuh tikus masuk ke manusia lewat luka terbuka. Ini adalah varian bakteri yang saat ini semakin meluas, yakni varian pada level tinggi resiko kematian.
Kepala Bidang Pengendalian dan Penularan Penyakit Dinas Kesehatan Pacitan dr Nufarida menambahkan bahwa potensi penyakit ini bisa timbul dari kondisi lingkungan yang kurang bersih atau kotor. Karena dapat dijadikan sarang hewan terutama tikus.
“Rutin membersihkan lingkungan dengan memakai alat pelindung diri seperti sepatu bot dan sarung tangan, utamanya saat musim hujan yg berpotensi banjir atau air tergenang,” tutur dr Nufarida.
Saat ini, terdapat 3 dari 12 kecamatan yang sudah tersebar bakteri leptospira. Ratusan warga telah terjangkit dan 6 diantaranya telah meninggal dunia.
Sementara Dinas Kesehatan Pacitan bersama sejumlah dokter dan ahli medis masih melaksanakan evaluasi untuk penanganan, agar bakteri varian jenis ini tidak terus meluas dan menjangkiti warga hingga menimbulkan korban jiwa.
Penulis: Rea | Editor: Ifta