Jakarta, Deras.id – Presiden Joko Widodo bahagia karena Indonesia tidak tegolong sebagai negara yang mengalami resesi seks. Ketua BKKBN Hasto Wardoyo menjelaskan bahwa tingkat pernikahan dan kehamilan saat ini masih cukup tinggi.
“Saya senang angka yang disampaikan dari Hasto pertumbuhan kita di angka 2,1 dan yang menikah 2 Juta, yang hamil 4,8 Juta artinya di Indonesia nggak ada resesi seks. Masih tumbuh, 2,1 ini masih bagus,” kata Jokowi di di Rakernas BKBBN di Jakarta Timur, Rabu (25/1/2023).
Menurut Jokowi, jumlah penduduk mempengaruhi kekuatan ekonomi suatu negara. Selain itu, Jokowi juga menekankan pentingnya menjaga kualitas SDM sehingga dapat bersaing dengan negara lain dan tidak sebatas pada kuantitas.
“Dan ingat bahwa yang namanya jumlah penduduk ini sekarang jadi sebuah kekuatan ekonomi bagi sebuah negara. Tetapi yang paling penting memang kualitas,” ujar Jokowi.
Istilah resesi seks merujuk kepada pasangan yang tidak ingin mempunyai anak. Indonesia tidak tergolong di dalamnya karena data kehamilan pasangan masih cukup tinggi. Salah satu hal yang menjaga tingginya angka kehamilan adalah budaya yang masih terjaga hingga saat ini.
“Yang nikah 2 Juta setahun dari yang nikah, yang hamil di tahun pertaa 80 persen. Dari 2 Juta yang nikah 1,6 Juta hamil di tahun pertama 80 persen. Dari 2 Juta yang nikah 1,6 Juta hamil di tahun pertama,” papar Hasto.
“Di Indonesia mayoritas ingin punya anak. Bahkan kalo mau Idul Fitri belum hamil dia khawatir nanti ditanya. Jadi serius seperti itu. Jadi masih jauh lah dari resesi,” tutup Hasto.
Penulis: Una l Editor: Ifta