Jakarta, Deras.id – Asisten Kapolri bidang Operasi Irjen Agung Setya Imam Effendi mengungkapkan Tahun 2023 ini iklim Indonesia lebih kering dibanding tahun sebelumnya. Kondisi ini berpotensi meningkatnya kejadian kebakaran hutan dan lahan di Indonesia.
“Sepanjang tahun ini, setiap hari kami melakukan pemantauan terhadap ancaman karhutla,” jelas Irjen. Pol. Agung, Selasa (17/1/2023).
Untuk menanggulangi potensi Karhutla, saat ini pihaknya tengah memantau titik api di hutan yang rawan terjadinya kebakaran. Polri juga bakal mengoptimalkan teknologi satelit untuk menemukan titik kebakaran, sehingga nantinya jika ada insiden kebakaran dapat segera tertangani.
“Pemanfaatan teknologi satelit untuk menemukan hot spot dan memadamkan dengan cepat adalah kolaborasi pemanfaatan teknologi dan tim pemadaman yang selalu siaga,” imbuhnya.
Pada tahun 2022 jumlah kejadian Karhutla mencapai 111.472 titik api. Jika dikomparasikan, kejadian karhutla pada 2022 mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan itu dalam hal luasan lahan yang terbakar, berdasarkan catatan kepolisian dan lainnya.
Penurunan itu mencapai 9 persen dibanding tahun 2021, yakni sebanyak 122.473 titik api. Begitu pula dampak akibat karhutla, juga mengalami penurunan 408 hektare atau 58 persen dari tahun 2021. Tahun 2022 luas lahan yang terbakar 386 hektare, sedangkan tahun 2021 seluas 794 hektare.
Kasus tentang karhutla juga turun 93 perkara atau 60 persen. Pada 2022, ada 62 perkara dan pada 2021, sebanyak 155 perkara. Sedangkan, untuk penyelesaian kasus di 2022 sebanyak 47 perkara, dan 99 perkara di 2021. Angka itu turun 52 perkara atau 52,5 persen.
Penulis: Putra Alam | Editor: Dian