Jakarta, Deras.id – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa utang Indonesia mengalami peningkatan yakni mencapai Rp. 7.554, 25 Triliun. Ia mengklaim nilai itu masih dalam kategori aman. Sebab rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) masih sebesar 38.65 persen.
“Rasio utang terhadap PDB dalam batas aman, wajar, serta terkendali diiringi dengan diversifikasi portofolio yang optimal,” ujanr Sri Mulyani dalam publikasi final APBN KITA edisi Desember 2022, Kamis (29/12/2022).
Utang tersebut terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp. 6.697,85 Triliun dan pinjaman sebesar Rp. 856,42 Triliun. Utang itu didominasi oleh SBN, yakni mencapai 88,66 persen dari seluruh komposisi utang akhir November 2022.
Selanjutnya, jika merujuk pada mata uang, utang pemerintah didominasi oleh mata uang domestik (Rupiah), yaitu 70,36 persen.
“Dengan strategi utang yang memprioritaskan penerbitan dalam mata uang Rupiah, porsi utang dengan mata uang asing ke depan diperkirakan akan terus menurun dan risiko nilai tukar dapat makin terjaga,” ujar Sri Mulyani.
Sebagai informasi, kepemilikan SBN saat ini didominasi oleh perbankan dan diikuti Bank Indonesia. Sedangkan kepemilikan investor asing terus menurun sejak tahun 2019 yang mencapai 38,57 persen, hingga akhir tahun 2021 tercatat 19,05 persen, dan per 15 Desember 2022 mencapai 14,64 persen.
Penulis: Mukhlis l Editor: Dian Cahyani