Jakarta, Deras.id- UFC 302 menyajikan Islam Makhachev Vs Dustin Poirier sebagai duel utama di New Jersey, AS pada Minggu (2/6). Islam Makhachev statusnya sebagai juara bertahan kelas ringan UFC dan Dustin Poirier sebagai penantang gelar.
IslamMakhachev yang didampingi langsung oleh sang mentor, Khabib Nurmagomedov, mengakhiri duel berdarah dengan Poirier dalam lima ronde. Kemenangan dipastikan Makhachev via submission. Teknik kuncian “D’Arce choke” Makhachev memaksa Porier melakukan tap out.
Kedua fighter sama-sama menunjukan teknik dan karakter bertarungnya dengan baik. Islam Makhachev mengambil inisiatif dengan memaksa Porier bermain dibawah. Makhachev setidaknya telah mencoba tiga kuncian untuk menyelesaikan duel lebih cepat. Namun takedown defensiv yang baik coba diperlihatkan oleh Porier sehingga kimura, rear naked choke dan guillotine tidak mampu membuat Porier menepuk kanvas octagon.
Porier memberikan tekanan ketikan melakukan clinch, pukulan uopercut dan hook-nya masuk ke rahang Makhachev. Satu tendangan lutut Makhachev kemudian mendarat tepat di muka Porier hingga mengucurkan darah di bagian hidung. Menjelang akhir ronde ke-4, giliran Makhachev yang harus berkucuran darah. Pukulan siku Porier mampu merobek dahir sebelah kiri Makhachev.
Di ronde ke-5 Makhacev berhasil membawa Porier pada posisi yang tepat untuk melakukan kuncian mematikan. Barulah Islam lancarkan jurus terakhirnya yakni d’arce choke. Mirip-mirip seperti rear naked choke, tapi kuncian yang satu ini membuat tubuh lawan tidak bisa bergerak karena tekanan berat di leher.
Islam Makhachev mengaku, Poirier adalah lawan yang kuat. Dirinya berikan respek besar.
“Poirier lawan yang berat, dia bertahan sangat baik. Dia adalah legenda di UFC dan seorang kesatria. Para pelatihnya bekerja dengan sangat baik dan mereka mempersiapkannya dengan sangat baik ” kata Makhachev dilansir dari MMA Fighting, usai pertarungan dengan Poirier..
“Dia bertahan dari takedown saya dan menyulitkan saya. Dia seorang juara, legenda olahraga ini. Terima kasih, Dustin,” ucap Makhachev menambahkan.
“Kuncian itu adalah favorit saya,” tutupnya.
Penulis: Rizal I Editor: Rifa’i