Oleh: *Abdullah Gufronul M
Indonesia merupakan negara yang cukup unik dalam perjalanan pemerintahannya, salah satunya terkait dengan keberadaan Sri Mulyani Indrawati sebagai Menteri Keuangan yang menjabat di bawah tiga era presiden berbeda: Susilo Bambang Yudhoyono, Joko Widodo, dan kini pada era pemerintahan Prabowo Subianto. Ketika di bawah kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Sri Mulyani berhasil membawa Indonesia keluar dari krisis global. Dia menerapkan kebijakan fiskal yang proaktif, memperkuat pengelolaan anggaran negara, dan meningkatkan pendapatan pajak. Ini adalah masa di mana stabilitas ekonomi menjadi prioritas, dan Sri Mulyani menunjukkan kepiawaiannya dalam menciptakan kebijakan yang responsif terhadap kebutuhan masyarakat dan pasar. Terlebih lagi, di era Presiden Joko Widodo, Sri Mulyani kembali dihadapkan pada tantangan besar, termasuk pengelolaan utang dan pertumbuhan ekonomi yang stagnan. Di sini, dia menerapkan berbagai inisiatif untuk mendorong investasi dan memperkuat infrastruktur, yang menjadi salah satu fokus utama pemerintahan Jokowi. Keberaniannya ditunjukkan dalam mengambil langkah-langkah reformasi, meskipun sering kali menuai kritik. Akan tetapi komitmennya terhadap pertumbuhan ekonomi jangka panjang sangatlah tinggi. Dengan diangkat kembali sebagai Menteri Keuangan, Sri Mulyani menunjukkan bahwa dia adalah sosok yang tidak hanya memahami seluk-beluk kebijakan ekonomi, tetapi juga mampu beradaptasi dengan perubahan situasi politik dan ekonomi. Dia adalah jembatan antara kebijakan yang stabil dan responsif terhadap kebutuhan rakyat, sekaligus menjadi simbol keberlanjutan dalam kepemimpinan ekonomi di Indonesia. Melihat perjalanan Sri Mulyani di bawah tiga presiden, kita dapat menyimpulkan bahwa keberadaan satu menteri keuangan yang mampu bertahan dalam berbagai pemerintahan menunjukkan pentingnya konsistensi dan pengalaman dalam pengelolaan ekonomi.
Dalam konteks pemerintahan yang berubah-ubah, keberadaan seorang menteri keuangan yang terus menerus dipercaya oleh presiden yang berbeda menimbulkan beberapa refleksi menarik tentang stabilitas, konsistensi kebijakan, dan tantangan dalam konteks ekonomi negara. Pertama, keberlanjutan kebijakan fiskal dan moneter yang stabil menjadi salah satu faktor utama yang membuat Sri Mulyani terus dipilih. Dari era SBY dan Jokowi hingga periode keduanya, Indonesia menghadapi berbagai tantangan ekonomi, baik dari krisis global, perlambatan ekonomi, maupun pandemi COVID-19. Di tengah tantangan ini, kebijakan fiskal yang hati-hati dan langkah-langkah strategis untuk menjaga defisit anggaran tetap terkendali membuatnya menjadi figur yang diandalkan. Kedua, kepercayaan terhadap Sri Mulyani mencerminkan apresiasi terhadap kinerjanya dalam menjaga kepercayaan investor internasional. Sebagai mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia, kredibilitas Sri Mulyani dalam dunia ekonomi global sangat dihargai. Ini memberikan dampak positif pada stabilitas ekonomi Indonesia di mata dunia, terutama dalam menjaga aliran investasi dan pengelolaan utang negara.
Secara keseluruhan, tiga era presiden dengan satu menteri keuangan menunjukkan bahwa meski pemerintahan berganti, tantangan ekonomi tetap membutuhkan figur yang kredibel dan konsisten. Di bawah kepemimpinan Sri Mulyani, Indonesia mendapatkan stabilitas ekonomi yang lebih terjaga. Namun, di balik stabilitas dan keberhasilan tersebut, tetap ada tantangan yang harus dihadapi. Dinamika politik dan ekonomi yang terus berubah memunculkan tantangan baru bagi Sri Mulyani, terutama dalam mengimbangi tuntutan politik domestik dengan kebijakan ekonomi yang prudent. Selalu ada perdebatan mengenai alokasi anggaran, subsidi, serta strategi pembiayaan proyek-proyek besar, yang sering kali diwarnai oleh pertarungan kepentingan politik. Di tengah tantangan domestik dan global yang terus berubah tersebut, pemimpin seperti Sri Mulyani sangat dibutuhkan untuk menjaga arah dan stabilitas perekonomian Indonesia. Keberlanjutan kepemimpinannya adalah harapan bagi banyak pihak bahwa Indonesia akan terus menuju ke arah yang lebih baik lagi.
Editor: HvD