Ternyata Begini Cara Mengetahui Masuknya Waktu Shalat Beserta Dalilnya

Jakarta, Deras.id – Semua umat islam diwajibkan melaksanakan Sahalat sebanyak lima kali setiap hari sebagai salah satu syariat agama. Lima shalat yang dimaksud adalah dzuhur, asar, maghrib, isya’, dan subuh. Tentu dari kelima shalat fardhu tersebut tidak dapat dilaksanakan dalam waktu yang bersamaan, artinya semuanya berbeda waktu. Apakah sobat deras tau bagaimana sih cara ulama’ terdahulu untuk mengetahui dan menentukan waktu sahalat tersebut? Disini kami akan sajikan informasi tentang lima cara yang biasanya dilakukan untuk menentukan jadwal shalat fardhu.

Pertama, Menggunakan jam sebagai petunjuk yang sudah diatur sesuai dengan perputaran matahari. Cara ini menjadi yang paling mudah sebab jam di era sekarang sudah bisa diakses dimanapun kita berada. Dan, jam tersebut dapat dijadikan patokan untuk masuknya kelima waktu shalat.

Kedua: Tergelincirnya matahari serta bayangan yang dihasilkan dari pergeseran tersebut. Cara ini dapat digunakan untuk mengetahui masuknya waktu shalat zuhur dan masuknya waktu shalat ashar.

Ketiga: Terbenamnya matahari. Cara ini dapat digunakan untuk mengetahui masuknya waktu shalat maghrib.

Keempat: Menghilangnya cahaya merah, atau cahaya putih menurut pendapat lain, dari atas ufuk. Cara ini dapat digunakan untuk mengetahui masuknya waktu shalat isyak.

Kelima: Munculnya cahaya putih di atas ufuk. Dan, cara ini dapat digunakan untuk mengetahui masuknya waktu shalat subuh.

Keempat cara yang terakhir ini disebutkan dalam hadits Shahih yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dan An-Nasa’i, dari Jabir bin Abdillah, ia berkata: Suatu ketika malaikat jibril datang kepada Nabi Muhammad pada saat matahari akan tergelincir dari atas kepala, lalu malaikat Jibril berkata, “Bangkitlah hai Muhammad, dan laksanakanlah shalat zuhur.” Lalu Nabi melaksanakan shalat zuhur ketika matahari sudah sedikit condong ke barat. Dan, setelah itu beliau diam hingga akhirnya malaikat Jibril datang kembali pada saat bayangan sesuatu sama panjang dengan tinggi aslinya, lalu malaikat Jibril berkata, “Bangkitlah hai Muhammad, dan laksanakanlah shalat ashar.” Lalu Nabi melaksanakan shalat ashar dan kemudian diam hingga akhirnya malaikat Jibril datang kembali pada saat matahari tenggelam, lalu malaikat Jibril berkata, “Bangkitlah hai Muhammad, dan laksanakanlah shalat maghrib.” Lalu Nabi melaksanakan shalat maghrib saat matahari sudah tenggelam. Lalu beliau berdiam diri hingga akhirnya malaikat Jibril datang kembali pada saat cahaya merah di atas ufuk sudah menghilang, lalu malaikat Jibril berkata, “Bangkitlah hai Muhammad, dan laksanakanlah shalat isyak.” Lalu Nabi pun melaksanakan shalat isyak. Setelah sekian waktu, malaikat jibril baru datang kembali pada saat fajar mulai bersinar di atas ufuk di pagi buta, lalu malaikat Jibril berkata, “Bangkitlah hai Muhammad, dan laksanakanlah shalat subuh”. Hadits Riwayat At-Tirmidzi (Hadits 1/256-257).

Penulis: M.FSA I Editor: Apr

Exit mobile version