Jakarta, Deras.id – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan ekonomi dunia belum pulih meski Covid-19 telah melandai. Pasalnya tensi geopolitik akibat Perang Rusia dan Ukraina tinggi sehingga aktifitas ekonomi belum bisa kembali seperti semula.
“Kita merasa confidence ditemukannya vaksin, dilakukan vaksinasi booster and we start doing the economic activity social lagi, ternyata nggak semuanya kembali secara smooth dan lancar karena ternyata manusia itu tidak bisa kayak listrik di on and off,” kata Sri Mulyani dalam acara CEO Banking Forum pada akun YouTube Ikatan Bankir Indonesia dikutip Deras.id, Senin (9/1/2023).
Banyak negara yang berharap dan percaya diri bahwa ekonomi global pada tahun 2022 akan kembali pulih. Namun terjadinya tensi geopolitik membuat gejolak ekonomi di tahun 2022 sangat terasa. Gejolak ekonomi yang terjadi pada tahun tersebut yakni terjadinya lonjakan inflasi di luar ekspektasi.
“2022 was not an ordinary time, itu adalah waktu di mana sesudah tahun ketiga dunia dihadapkan pada tahun pandemi which is not yet over. Dunia tadinya berharap tahun ketiga was actually a smooth and strong recovery, mungkin tidak across the board but at least smooth and strong,” ujar Sri Mulyani
Seiring pulihnya kegiatan masyarakat pascapandemi, permintaan mengalami peningkatan. Namun, di sisi suplai tidak bisa mengimbangi permintaan tersebut.
Sebagai informasi, tahun 2022 laju inflasi Indonesia tertinggi yakni sebesar 5,51 % sejak 2014 yang pada waktu itu inflasinya sebesar 8,36 %. Namun, kinerja ekonomi Indonesia cukup kuat dalam menghadapi tekanan global sepanjang tahun 2022. Tercermin dari kinerja perekonomian hingga kuartal III terjaga di atas 5 %. Selain itu, pada akhir tahun ditopang dengan penerimaan pajak daerah yang mengalami peningkatan hingga 60-120 %.
Penulis: Risca l Editor: Ifta