Teheran, Deras.id – Kementerian Pertahanan dan Logistik Angkatan Bersenjata Iran memperingati hari industri pertahanan dengan meluncurkan drone baru bernama Mohajer-10. Presiden Ebrahim Raisi dan komandan senior angkatan darat dan Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) turut menghadiri acara tersebut.
“Kemarin mereka memandang kami sebagai konsumen dan negara yang membutuhkan. Saat ini, mereka melihat kami sebagai produsen yang mempunyai banyak pengaruh dalam industri pertahanan dan militer,” kata presiden Iran Ebrahim Raisi, seperti dikutip dari aljazeera.com, Selasa (22/8/2023).
Peluncuran tersebut juga sebagai pengenalan senjata yang mampu menyerang sasaran di Israel. Pesawat tak berawak yang menyerupai MQ-9 Reaper buatan Amerika Serikat itu juga disebut mampu membawa berbagai bom dan peralatan anti-radar serta melakukan pengawasan.
Menurut media pemerintah, drone bernama Mohajer-10 pertama kali dikembangkan selama perang delapan tahun dengan Irak pada tahun 1980an. Drone tersebut dapat membawa hulu ledak seberat 300kg (660lb), terbang dengan kecepatan maksimum 210 kilometer per jam (130 mil per jam) dan menampung 450 liter bahan bakar.
Bahkan, menurut laporan media mengatakan drone tersebut dapat melakukan perjalanan tanpa henti di ketinggian 7.000 meter (4.350 kaki) hingga jarak 2.000 km (1.242 mil), yang berarti dapat mencapai Israel.
Disisi lain, dalam memperkenalkan drone terbarunya, media pemerintah Iran menerbitkan poster Mohajer-10 yang menggambarkannya terbang di awan menghadap fasilitas nuklir Dimona di Israel. Poster tersebut tertulis ‘Bersiaplah untuk melakukan perjalanan ke Zaman Batu’.
Di samping itu, Raisi yang berdiri di depan macam-macam rudal besar dan dikelilingi komandan militer mengatakan bahwa dua rudal balistik jarak jauh yang sebelumnya diluncurkan sekarang siap untuk diserahkan ke IRGC.
Dalam pembicaraan Raisi dengan sekelompok pejabat kementerian pertahanan dan ilmuwan, dia mengatakan Iran terus mengupayakan hubungan persahabatan dengan semua negara namun tidak akan ragu untuk menyerang siapa pun yang ingin menyerang Iran.
Sementara itu, kekuatan Barat terus menuduh Teheran memasok drone ke Rusia untuk digunakan di Ukraina. Iran membantah tuduhan tersebut, bahkan menyerukan dialog untuk menghentikan pertempuran.
Penulis: Andre l Editor: Saiful