Makassar, Deras.id — Aksi demonstrasi oleh Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) saat memperingati 56 tahun PT Freeport Indonesia di Makassar, Sulawesi Selatan, dibubarkan paksa oleh sejumlah Organisasi Masyarakat (ormas). Selain oleh Ormas, aksi tersebut juga dibubarkan oleh sekelompok geng motor saat mahasiswa hendak menuju Monumen Mandala.
“Sekitar 30 orang mahasiswa dari Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) mulanya melakukan orasi secara bergantian di depan asrama Papua di Jalan Lanto Daeng Pasewang, Makassar,” kata koordinator aksi, Miku, Jumat (7/4/2023).
Mereka menyampaikan sejumlah tuntutan yang diajukan kepada pemerintah pusat sambil membentangkan spanduk bertuliskan tarik militer dan perusahaan asing di tanah Papua.
“tutup PT Freeport Indonesia dan seluruh perusahaan asing ditanah Papua. Tarik Militer Dari Tanah Papua. Papua Bukan Tanah Kosong. Stop Perampasan Lahan,” Ujar Miku.
Miku menambahkan, pemerintah harus memberikan hak otonomi bagi papua barat, sehingga bisa menentukan nasibnya sendiri.
“Berikan hak menentukan nasib sendiri sebagai solusi demokratis bagi bangsa West Papua,” tambahnya.
Mahasiswa juga menuntut agar segera mencabut undang-undang otonomi khusus jilid II serta cabut pembentukan daerah otonomi baru Papua Barat Daya, Papua Tengah, Papua Pegunungan dan Papua Selatan.
“Kemudian buka akses jurnalis baik asing maupun nasional seluas-luasnya di West Papua. Tarik militer organik dan non-organik di West Papua,” tuntutnya.
“Tutup PT. Freeport, BP. LNG Tangguh serta tolak pengembangan Blok Wabu dan eksploitasi PT. Antam di pegunungan Bintang. Kemudian tangkap, adili, dan penjarakan jendral-jendral pelanggar HAM,” pungkasnya.
Setelah melakukan orasi, massa kemudian bergerak ke luar dari asrama, menuju ke Monumen Mandala di Jalan Jendral Sudirman dengan pengawalan ketat pihak kepolisian.
Namun, ketika berada di tengah perjalanan sejumlah ormas bersama pemotor yang belum teridentifikasi langsung menyerang para mahasiswa dengan menggunakan tongkat dan membubarkan secara paksa aksi tersebut.
Karena terdesak oleh aksi pembubaran ormas dan geng motor ini, sehingga mahasiswa Papua pun memilih membubarkan diri dan kembali ke dalam asramanya.
Penulis: Putra Alam | Editor: Saiful