Ketua MUI Tekankan Politik Kebangsaan dalam Uji Bacaleg PKB

Jakarta, Deras.id – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH. Cholil Nafis menjadi salah satu penguji eksternal dalam kegiatan Uji Kelayakan dan Kepatutan (UKK) PKB di kantor DPP PKB Jakarta. Dalam kegiatan tersebut, ia menekankan nilai politik kebangsaan terhadap para bakal calon anggota legislatif PKB.

“Saya melihat bagaimana politik kebangsaan, bagaimana NKRI harus satu yang diwariskan oleh pendahulu kita para ulama dan para founding fathers kita, dan apa yang harus dilakukan untuk meneruskan dari para founding fathers itu,” ujar KH. Cholil Nafis saat dimintai keterangan, Selasa (21/3/2023).

Selain kebangsaan, Cholil juga menekankan pengetahun hukum dan kenegaraan para bakal calon anggota legislatif. Menurutnya, sebagai wakil rakyat nantinya harus faham soal dasar hukum negara dan mengimplementasikan dalam bentuk kebijakan-kebijakan yang membela masyarakat.

“Termasuk tentang amandemen UUD 1945, bagaimana mereka mengadvokasi dalam menerapkan UUD pada masyarakat, dan kebijakan menjadi perundang-undangan,” katanya.

Lebih lanjut, Cholil memastikan bahwa calon wakil rakyat dari PKB nantinya harus faham terkait kearifan lokal dalam masyarakat. Menurutnya, hal itu penting untuk memperjuangkan kebijakan-kebijakan yang berlandaskan kearifan lokal melalui jalur politik.

“Apa yang akan diperjuangkan dengan lokal wisdom, kearifan lokal masyarakat pada nanti kebijakan-kebijakan nasional melalui jalur politik,” jelasnya.

Selain itu, Cholil juga menjelaskan pentingnya menjaga nilai-nilai agama dan kebangsaan dalam satu bingkai negara kesatuan. Menurutnya, hal itu terdapat dalam PKB yang berlandaskan Islam ahlu sunnah waljamaah.

“Saya titipkan pentingnya menjaga Islam wasatiyah. Dalam hal ini Islam ahlu sunnah waljamaah,” terangnya.

Cholil menilai, tahapan yang dilakukan PKB dalam menjaring bakal calon anggota legislatif sangat transparan. Semua pihak diberikan kesempatan yang sama untuk memperbaiki dan memperjuangkan kepentingan masyarakat sesuai dengan visi misi PKB.

“Tapi semua dibuka oleh PKB, dan diberikan kesempatan untuk mendaftar asalkan satu visi satu kerangka perjuangan. Sehingga yang dilakukan PKB cukup baik,” tuturnya.

Ia berharap PKB tidak meninggalkan nilai yang diwariskan para ulama, khususnya nilai-nilai religisiusitas dan kebangsaan. Menurutnya, jika meninggalkan itu, PKB akan kehilangan arah dan menjadi tidak jelas.

Penulis: Diraf  l Editor: Rea

Exit mobile version