Menteri Kehakiman Jepang Mengundurkan Diri Setelah Komentar tentang Hukuman Mati

Tokyo, Deras.id – Menteri Kehakiman Yasuhiro Hanashi mengundurkan diri setelah pernyataan yang dibuatnya tentang hukuman mati. Langkah ini dibuatnya sebagai bentuk permintaan maaf kepada rakyat atas komentar yang ia lontarkan.

“Saya memutuskan untuk mengundurkan diri untuk mengungkapkan permintaan maaf saya kepada rakyat dan tekad saya untuk memulai kembali karir politik saya,” ujar Hanashi dikutip Deras.id dari aljazeera.com, Sabtu (12/11/22).

Hanashi membuat pernyataan pada pertemuan partai bahwa persetujuannya tentang eksekusi mati hanya karena bosan atas pekerjaannya. Hal ini mendapat kecaman dari masyarakat karena dianggap mengentengkan tugas hingga akhirnya mengajukan mundur dari jabatannya.

Pengunduran diri Hanashi pun diajukan kepada Perdana Menteri Jepang, Kishida dua hari setelah komentar tersebut ia ucapkan.

“Saya sembarangan menggunakan istilah hukuman mati sebagai contoh, yang membuat orang dan pejabat kementerian merasa tidak nyaman,“ kata Hanashi.

Berkaitan dengan hal ini, Kishida selaku PM Jepang menanggapi pengunduran diri Menteri Kehakiman tersebut. Ia merasa  bertanggung jawab besar karena telah menunjuk Hanashi di jabatan tersebut. Selanjutnya Kishida menunjuk mantan Menteri Pertanian, Ken Saito untuk menggantikan Hanashi sebagai Menteri Kehakiman.

Hanashi merupakan menteri kedua di Jepang yang mundur dari jabatan dalam sebulan terakhir. Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Jepang Minoru Terada mundur usai skandal pencatatan dunia politiknya.

Diketahui Jepang melakukan hukuman mati dengan cara digantung dan tidak memberi tahu tahanan sampai pagi hari eksekusi mereka, sebuah kebijakan yang telah dikritik oleh kelompok hak asasi manusia selama beberapa dekade.

Penulis: Andre | Editor: Ifta

Exit mobile version