Menkeu Sri Mulyani: APBN 2024 Fokus Turunkan Kemiskinan dan Stunting

Jakarta, Deras.id – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa APBN 2024 difokuskan untuk menurunkan angka kemiskinan dan stunting. Menkeu menjelaskan fokus APBN seusai rapat terbatas di Kantor Presiden, Senin (20/2/2023).

Sri Mulyani menyatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini cukup kuat, yakni sebesar 5,3 persen pada tahun 2022 akan terus dijaga momentumnya pada tahun 2023 dan 2024.

“Ini berarti dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga untuk bisa tetap tumbuh di atas 5%, maka inflasi di Indonesia juga harus dikendalikan, confidence dari konsumen harus dijaga, dan juga investasi akan terus momentumnya diperkuat,” katanya.

Oleh karena itu, APBN 2024 akan difokuskan pada program-program prioritas seperti penurunan kemiskinan dan stunting.

“Penurunan kemiskinan ekstrem mencapai 0% akan diupayakan pada tahun 2024 dan ini berarti keseluruhan total kemiskinan akan menurun. Selain itu, pemerintah juga meningkatkan alokasi anggaran dalam rangka penurunan stunting menuju 3%. “Ini berarti perlu upaya effort tambahan yang keras dan alokasi anggaran yang disediakan untuk tahun ini dan tahun depan”, ujar Menkeu.

Pemerintah akan meningkatkan dukungan agar investasi meningkat secara signifikan melalui berbagai regulasi seperti UU Cipta Kerja, UU P2SK, UU HPP, dan UU HKPD.

Sri Mulyani juga menyebut pemerintah akan menggunakan insentif fiskal dalam bentuk tax holiday, super deduction untuk research, untuk vokasi, dan juga tax allowance dalam rangka mendukung berbagai transformasi industri. Selain itu, pemerintah jfokus pada pembangunan infrastruktur untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing perekonomian Indonesia.

Dengan kondisi ini, maka diperkirakan pendapatan negara akan tetap tumbuh dengan tax ratio yang terus meningkat dan belanja negara yang akan dijaga secara disiplin tetapi dengan prioritas sesuai dengan agenda nasional.

“Untuk tahun depan, awal, kita akan perkirakan defisit makin menurun pada level 2,16 hingga 2,64 persen dari PDB dengan primary balance mendekati 0,” tegasnya.

Penulis: SN | Editor: Rifai

Exit mobile version