Manchester, Deras.id – Masalah terus menghantui Pep Guardiola setelah Manchester City kembali gagal meraih kemenangan di Liga Champions. Dalam laga dramatis melawan Feyenoord pada Selasa malam, The Citizens menyia-nyiakan keunggulan tiga gol dan harus puas dengan hasil imbang 3-3 di kandang sendiri.
City tampil dominan hingga 15 menit terakhir dengan keunggulan nyaman, tetapi kebobolan tiga gol dalam 14 menit terakhir mengubah jalannya laga yang awalnya tampak seperti kemenangan mudah. Tim asuhan Guardiola terlihat kehilangan rasa percaya diri dan gagal mengembalikan momentum permainan di tahap akhir.
City memulai laga dengan penuh energi. Erling Haaland hampir membuka skor lewat sundulan dari umpan Manuel Akanji yang membentur tiang gawang. Peluang lain datang melalui Jack Grealish, tetapi tendangan volinya justru mengenai Phil Foden yang berada di jalur tembakan.
Meski mendominasi penguasaan bola, kreativitas City di sepertiga akhir lapangan masih kurang tajam. Lawan mereka, Feyenoord, hanya menciptakan dua peluang di babak pertama melalui Igor Paixao, termasuk tendangan salto ambisius dan upaya melengkung yang memaksa Ederson melakukan penyelamatan cerdas.
City akhirnya memecah kebuntuan menjelang turun minum melalui penalti kontroversial. Quinten Timber dianggap melanggar Haaland dengan menendang bagian bawah sepatunya. Haaland mengeksekusi penalti dengan percaya diri, menunjukkan gestur frustrasi dengan menendang bola kembali ke gawang usai gol tercipta.
Babak kedua dimulai dengan lebih menjanjikan. Dalam waktu delapan menit, City mencetak dua gol tambahan. Ilkay Gundogan mencetak gol kedua lewat tendangan voli yang membentur David Hancko, disusul gol kedua Haaland yang menyelesaikan umpan Matheus Nunes di tiang jauh.
Namun, keunggulan tiga gol ini ternyata tidak cukup untuk memberikan rasa aman. Guardiola membuat keputusan mengejutkan dengan mengganti Nathan Ake dengan bek muda yang minim pengalaman, J. Simpson Pusey. Pergantian ini menjadi awal dari kehancuran lini belakang City.
Josko Gvardiol, yang bermain di bawah tekanan, membuat kesalahan fatal dengan memberikan umpan balik yang terlalu lemah. Anis Hadi Moussa memanfaatkannya untuk melewati Ederson dan mencetak gol dengan mudah. Guardiola hanya bisa memegang kepala di pinggir lapangan.
Feyenoord kemudian mencetak gol kedua saat Ederson gagal menahan tembakan Jordan Lotomba, yang memantul ke Santiago Gimenez untuk diselesaikan dari jarak dekat.
Lini belakang City benar-benar hancur di menit-menit akhir. Sebuah bola panjang dari Feyenoord berhasil membelah pertahanan City. Igor Paixao memanfaatkan kesalahan Ederson yang terlalu maju, memberikan umpan silang yang diselesaikan oleh Hancko untuk menyamakan kedudukan menjadi 3-3.
City sebenarnya hampir mencetak gol kemenangan melalui tembakan Jack Grealish yang membentur mistar gawang, tetapi keberuntungan tidak berpihak pada mereka.
Hasil ini menambah tekanan pada Pep Guardiola, yang harus segera memperbaiki performa timnya jika ingin menjaga peluang di Liga Champions. Kelemahan di lini belakang dan keputusan strategis yang dipertanyakan menjadi sorotan utama dalam hasil mengecewakan ini.
City kini harus berjuang keras untuk bangkit dari periode sulit ini dan menemukan kembali performa terbaik mereka, terutama di kompetisi seketat Liga Champions.
Penulis: Reza